Puslapdik– Sebanyak 16 perguruan tinggi yang sudah memperoleh status badan hukum atau PTN-BH secara bertahap akan memperoleh dana abdi perguruan tinggi. Harapannya, melalui pemberian dana abadi, 16 PTN-BH tersebut akan meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian hingga menjadi perguruan tinggi kelas dunia.
“Kami menyiapkan Dana Abadi Perguruan Tinggi ini dengan harapan semua pendanaan bisa terfokus untuk kegiatan fasilitasi agar perguruan tinggi bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia,” ujar Lukman, Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan topik ‘Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia Melalui Dana Abadi Perguruan Tinggi’, beberapa waktu lalu.
Kemendikbudristek berharap, pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi kepada 16 PTN-BH bisa memicu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya bertransformasi menjadi PTN-BH karena akan memiliki otonomi akademik dan nonakademik. “Sebagai PTN-BH, pengelolaaan anggarannya lebih fleksibel, “ujarnya.
Tahun 2022 ini, kata Lukman, akan ada tambahan lagi lima PTN-BH. Harapannya, dengan adanya Dana Abadi Perguruan Tinggi, dapat menjadi pemacu dan pemicu untuk menjadikan perguruan tinggi berkelas dunia dan mendorong PTN lain yang belum menjadi PTN-BH bisa segera mengikuti menjadi PTN-BH.
PTN yang sudah masuk dalam kategori PTN-BH yaitu UI, ITB, IPB, Universitas Diponegoro (Undip), UGM, Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Unair, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (USU), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Negeri Padang (UNP).
Baca juga :
- Kemendikbudristek-LPDP Siapkan Dana Abadi Perguruan Tinggi
- Hasil Survei : Program-Program Kemendikbudristek Diapresiasi Positif
Menuju perguruan tinggi kelas dunia
Melalui pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi ini, lanjut Lukman, PTN-BH bisa membiayai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan beberapa indikator menuju perguruan tinggi kelas dunia. Beberapa indikator itu antara lain kolaborasi riset, seminar dan semuanya yang bisa mendukung tahapan dan hasil akhirnya menuju kelas dunia.
Dikatakan Lukman, latar belakang dana abadi perguruan tinggi adalah kenyataan, bahwa saat ini Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi. Namun, hanya 20 perguruan tinggi yang masuk di pemeringkatan dunia setiap tahunnya. Bahkan, dari 20 perguruan tinggi tersebut, hanya lima saja yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia. Lima perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 500 top perguruan tinggi dunia adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat 231, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada peringkat 235, Universitas Indonesia (UI) pada peringkat 248, Universitas Airlangga (Unair) pada peringkat 369, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada peringkat 449.
“Ini berarti dipertanyakan, kok bisa ya perguruan tingginya banyak tapi sedikit yang bisa masuk pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Lebih jauh lagi setelah dilihat terkait masalah kualitas ini adalah biaya pendidikan tinggi kita rendah sekali,” ucap Lukman.
Latar belakang lain dari dana abadi perguruan tinggi tersebut, Lukman menjelaskan, dalam setahun pengeluaran dana pendidikan tinggi di Indonesia hanya Rp28 juta atau sekitar USD 2000. “Sementara India, sekitar USD 3.000. Kita hanya lebih tinggi dari Filipina yaitu USD 1.000. Masih jauh dari Malaysia yang kurang lebih USD 7.000 dan Jepang yaitu USD 8.000,” tutur Lukman.
Mengelola finansial secara independen
Pada pengelolaan dana abadi perguruan tinggi tersebut, Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso, menekankan, kebijakannya diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing dengan catatan ada 21 aktivitas yang bisa didanai. Beberapa di antaranya adalah untuk bantuan biaya PostDoctoral (pascadoktoral), program riset kerja sama dengan World Class University (WCU), bantuan program pertukaran pelajar, kerja sama pendanaan publikasi, summer course (kursus musim panas), serta membangun international honorary board.
“Ada 21 aktivitas yang disepakati dan didanai. Tentu dari LPDP, yang menjadi perhatian adalah tata kelolanya, karena dana abadi ini berasal dari masyarakat, harusnya digunakan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya penggunaannya, sehingga tidak ada yang salah sasaran dan salah tujuan. Jadinya, dana abadi tidak bermanfaat,” tegas Wisnu.
Wisnu berpesan kepada 16 PTN-BH untuk bersama-sama menjaga tata kelola dana abadi ini. ”Tidak hanya penggunaannya, tapi juga bagaimana mengelola dana abadi tersebut. LPDP akan dengan senang hati menghubungi PTN-BH satu per satu tentang tips dan triknya mengelola dana abadi,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Wisnu menegaskan kembali bahwa Dana Abadi Perguruan Tinggi yang dikelola PTN-BH adalah hasil investasi dari dana abadi yang sebesar Rp7 triliun. “Kami punya jejaring dengan filantropis di dunia dan industri. Mungkin sama-sama bisa kita gunakan untuk menambah jumlah dana abadi tersebut,” papar Wisnu.