Puslapdik- Program Merdeka Belajar Episode 9, yakni KIP Kuliah Merdeka ternyata sangat populer di kalangan mahasiswa. Tak hanya popular, sebanyak 91 persen mahasiswa juga menilai positif penyelenggaraan KIP Kuliah Merdeka tersebut yang merupakan penyempurnaan dari KIP Kuliah sebelumnya.
Hal itu merupakan hasil survey yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang dilakukan secara acak terhadap sebanyak 267 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di berbagai propinsi. Metode survey dilakukan dengan wawancara melalui jaringan telepon secara acak pada 27-30 November 2021.
“Kami menerima data penerima KIP Kuliah Merdeka dan pimpinan perguruan tinggi sebanyak 300 nomor telepon dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi. Dari sejumlah itu, ada 267 yang bisa dihubungi dan bersedia diwawancarai, “kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat pemaparan melalui kanal Youtube kemendikbud ri, Kamis, 30 Desember 2021 lalu.
Dalam survey tersebut, kata Djayadi, responden yang diwawancarai mengapresiasi kebijakan besaran biaya pendidikan berupa Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai akreditasi program Studi (Prodi), serta besaran biaya hidup yang disesuaikan dengan memperhatikan keadilan antarwilayah.
“Responden merasa besaran bantuan biaya hidup yang umumnya didominasi biaya tempat dan makan sudah memadai dan begitu pula biaya pendidikan berdasarkan akreditasi Prodi mendukung mahasiswa untuk bisa kuliah dengan baik serta bisa mendorong peningkatan mutu pembelajaran, “lanjut Djayadi.
Walaupun begitu, ada sebanyak 40, 4 persen responden yang memberi masukan, agar biaya pendidikan untuk Prodi dengan akreditasi A dan B secara at cost, atau sesuai dengan biaya yang seharusnya dikeluarkan.

Dalam survey itu juga ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi mahasiswa penerima KIP Kuliah. Beberapa temuan itu antara lain, sebanyak 13,9 persen mahasiswa penerima KIP Kuliah mengalami kesulitan dalam pencairan bantuan biaya hidup. Masalahnya sebagian besar di proses di layanan bank serta proses verifikasi data diri.
Untuk biaya hidup juga, ada sebanyak 11,2 persen penerima KIP kuliah harus memenuhi biaya lain yang ditetapkan perguruan tinggi. Begitu pula dengan biaya pendidikan, ada 13,1 persen mahasiswa yang jadi responden harus memenuhi biaya lain yang ditetapkan perguruan tinggi, umumnya biaya praktikum.
“Temuan lain, ada masukan terkait SIM KIP Kuliah yang sering error sehingga diusulkan untuk dilakukan perbaikan sistem, “kata Djayadi.
Wujudkan cita-cita mahasiswa bertalenta
Sebelumnya, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, mengungkapkan, kebijakan KIP Kuliah Merdeka membuat kian banyak mahasiswa bertalenta namun berasal dari keluarga tidak mampu bisa mewujudkan potensi dan cita-citanya dengan berkuliah di perguruan tinggi pilihannya yang berkualitas.
“Pada sistem KIP Kuliah sebelumnya, peserta didik lulusan SMA atau SMK yang memilik talenta namun berasal dari keluarga berekonomi sosial rendah agak ragu untuk kuliah, apalagi bila Perguruan Tinggi pilihannya tersebut berada di ibukota atau kota yang jauh dari tempat tinggalnya yang mungkin biaya hidupnya mahal, “kata Abdul Kahar.

Baca juga :
- Melalui KIP Kuliah, Semua Siswa Berpeluang Kuliah di Perguruan Tinggi
- Beasiswa ADik Capai Skor Tertinggi Indeks Kepuasan Kemendikbudristek
Namun diakui Abdul Kahar, KIP Kuliah Merdeka Tahun 2021 ini terlambat peluncurannya, yakni disaat seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah selesai dan pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) waktunya tinggal satu minggu saat KIP Kuliah Merdeka diluncurkan pada 26 Maret 2021 sementara pendaftaran SBMPTN ditutup pada 1 April 2021.
Walaupun begitu, lanjut Abdul Kahar, peminat KIP Kuliah terus meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 ini, sebanyak 190.150 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia telah ditetapkan sebagai penerima KIP Kuliah Merdeka Tahun 2021. Pemerintah sendiri menetapkan target mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka Tahun 2021 sebanyak 200 ribu mahasiswa.
Lebih percaya diri
Alifia Cantika Nurrahmah, mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka asal Sumatera Barat, mengaku dengan adanya KIP Kuliah Merdeka ini lebih percaya diri dan yakin untuk bisa kuliah di universitas impiannya, yakni di IPB University.

“Awalnya saya tidak percaya diri untuk ikut KIP Kuliah karena membayangkan mahalnya biaya pendidikan dan biaya hidup di Bogor. Beruntung, saya mendapatkan informasi adanya kebijakan baru berupa KIP Kuliah Merdeka, sehingga saya lebih percaya diri untuk mendaftar, “kata anak seorang pedagang telor keliling yang saat ini kuliah di Prodi Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University.
Alifia berpesan pada para lulusan SMA di seluruh Indonesia untuk jangan takut bermimpi bisa kuliah di kampus terbaik. “KIP Kuliah Merdeka memiliki misi untuk meningkatkan mobilitas ekonomi bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk terus maju dan sama dengan mahasiswa-mahasiwa lainnya, “katanya.
Bagi yang tertarik mengetahui hasil survey itu secara rinci,bisa disimak di SINI