Puslapdik– Mahasiswa asal Papua dan Papua Barat penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) diminta membangun jejaring dan aktif berbaur dengan sesama mahasiswa dari berbagai wilayah di luar Papua selama kuliah. Hal itu sangat penting untuk membantu penyelesaian studi tepat waktu dengan hasil yang sebaik-baiknya
“Jangan hanya berkumpul dengan sesama mahasiswa Papua saja, jangan pula hanya kuliah terus pulang ke kost-an, sering-sering lah berkumpul dengan sesama mahasiswa dari wilayah lain, dari palembang, dari Sumatera Utara, dari padang dan sebagainya, misalnya di kampus, atau di perpustakaan, diskusikan mata kuliah yang sulit, minta bantuan teman, dan sebagainya.”
Demikian dikatakan Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Abdul Kahar di depan sekitar 60 mahasiswa asal Papua dan Papua Barat penerima beasiswa ADik 2020 sampai 2022, Minggu, 11 Desember 2022.
Para mahasiswa itu berasal dari Universitas Sriwijaya dan Universitas Bina Darma Kota Palembang. Selama tiga hari, para mahasiswa tersebut menjalani Pembekalan dan Pelatihan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan di Markas Batalyon Infantri Raider 200 Bhakti Negara Kodam II Sriwijaya, Gandus, Kota Palembang.
Membangun jejaring dengan teman-teman dari berbagai wilayah itu tak hanya bermanfaat selama kuliah. Jejaring yang sudah terbangun selama kuliah itu akan terasa manfaatnya bila para mahasiswa sudah lulus kuliah dan pulang kembali ke daerahnya masing-masing.
“Jika kalian sudah selesai kuliah, pulang kembali ke daerahnya masing-masing, jejaring yang sudah terbangun akan terasa manfaatnya, misalnya dalam membangun karir, membuka berbagai peluang untuk berkembang lebih baik, dan sebagainya, “ungkap Abdul Kahar.
Disamping membangun jejaring, Abdul Kahar juga mengingatkan para mahasiswa penerima ADik untuk mensyukuri peluang yang diperoleh dengan mendapatkan beasiswa. Abdul Kahar mengajak para mahasiswa untuk membayangkan seandainya tidak mendapatkan beasiswa ADik.
“Bayangkan sulitnya orang tua Ananda semua membayar uang kuliah, membayar SPP, uang kost an dan sebagainya seandainya tidak mendapatkan beasiswa ADik, “ujarnya.
Baca juga : Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa ADik Ikuti Diklat Bela Negara
Bayangkan juga, kata Abdul kahar, para orang tua mahasiswa di Papua yang setiap beribadah di Mesjid atau di Gereja pasti mendoakan agar anak-anaknya selesai kuliah dan pulang ke Papua dengan membawa predikat sarjana dan hasil yang sebaik-baiknya.
“Percayalah, orang tua Ananda di Papua sana mendoakan terus agar masa depan Ananda lebih baik dari mereka, wujudkan doa dan harapan mereka dengan kuliah sebaik-baiknya sehingga selesai kuliah tepat waktu dengan hasil yang sebaik-baiknya, “ katanya.
Dengan kuliah yang sebaik-baiknya serta lulus tepat waktu, dikatakan Abdul Kahar, para mahasiswa akan sangat ditunggu sumbangsihnya di tanah Papua, membangun masa depan Papua agar lebih baik.
“Selesai kuliah tepat waktu dengan nilai baik, dan kembali ke Papua untuk membangun Papua lebih baik merupakan salah satu perwujudan bela negara, “tekan Abdul Kahar.
Memfasilitasi keinginan mahasiswa
Upaya membaurkan mahasiswa penerima ADik sebenarnya juga telah dilakukan pihak Universitas Sriwijaya (Unsri). Saat berbincang-bincang santai di rumahnya, rektor Unsri, Anis Saggaff, mengatakan, pihaknya selalu mendorong, bahkan memfasilitasi keinginan dan harapan para mahasiswa penerima ADik untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.
“Kita fasilitasi mereka, apapun yang mereka butuhkan, kita upayakan.Hal itu penting agar mereka tidak minder, tidak merasa terasing, merasa dihargai sehingga membuat mereka nyaman tinggal di Palembang yang akhirnya diharapkan bisa fokus kuliah sehingga lulus tepat waktu dengan hasil sebaik-baiknya, “ujar Anis.
Baca juga : KIP Kuliah Merdeka Dukung Anak-Anak Indonesia Menggapai Perguruan Tinggi
Salah seorang mahasiswa penerima ADik Tahun 2020, Yulius Leby, yang kuliah di Universitas Bina Darma Prodi Pendidikan Olahraga, mengakui, pada semester 5 lalu, IPKnya mencapai 4.00. Kepada teman-temannya sesama Papua, Yulius memberi tips dan triks agar semua mata kuliah memperoleh nilai A.
“Pertama Disiplin waktu, kedua, kerjakan tugas tepat waktu,ketiga, patuhi apa yang dikatakan dosen, keempat, jangan malu bertanya pada dosen atau sesama teman, dan terakhir, jangan nyontek, “kata Yulius.
Mahasiswa lain, Elizabeth Nola,juga dari Universitas Bina Darma prodi Pendidikan Olahraga, mengatakan pada semester 5 ini IPKnya mencapai 3,65. Untuk mencapai itu, diakui Elizabeth, tidak terlalu sulit mencapainya.
“Yang penting kesadaran diri kita, ada kemauan untuk kuliah, kalau ada tugas, paham atau tidak paham, sebaiknya dikerjakan saja dulu, sebab pasti dosen akan memaklumi dan memberi masukan perbaikannnya, dan juga jangan menumpuk tugas, “katanya.