Puslapdik- Program KIP Kuliah Tahun 2023 segera dibuka. Program yang semula bernama Bidikmisi dan disempurnakan tahun 2020 menjadi KIP Kuliah itu menyasar siswa dan siswi SMA/SMK/MA atau yang sederajat lainnya yang berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Tujuannya meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi.
Salah satu penerima Bidikmisi adalah Raeni. Anak dari seorang pengayuh beca di Kendal, Jawa Tengah, ini, adalah penerima Bidikmisi angkatan pertama tahun 2010 di Porogram Studi Pendidikan Akutansi, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Seetlah menjalani kuliah selama 3 tahun 6 bulan, pada Tahun 2014, Raeni diwisuda dengan IPK yang nyaris sempurna, 3,96, dan menjadi wisudawan terbaik. Namun yang membuat viral adalah saat Raeni datang ke acara wisuda dengan diantar sang ayah pakai becak.
Dengan prestasi dan kehadirannya bersama ayahnya itu, Raeni memperoleh beasiswa dari Presiden yang saat itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono. Raeni pun melanjutkan pendidikan S2 nya di University of Birmingham Inggris dan lulus tahun 2016. Pada tahun 2018, melalui beasiswa LPDP,, Raeni melanjutkan pendidikan S3 nya, juga di University of Birmingham dan saat ini hampir selesai.
Baca juga : Ririn, Penerima PIP dan KIP Kuliah, Jadi Wisudawan Terbaik UHO
Belajar dari perjalanan hidupnya ini, Raeni mengajak siswa dan siswi yang akan segera menamatkan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA dan yang sederajat, untuk jangan berhenti bersekolah, tapi terus berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi.
“Jangan memutuskan untuk tidak kuliah hanya karena berasal dari keluarga tidak mampu. Saat ini pemerintah sudah menyiapkan banyak fasilitas, salah satunya KIP Kuliah bagi siswa yang tidak mampu untuk bisa kuliah, “kata Raeni saat berkunjung ke Puslapdik beberapa waktu lalu.
Raeni mengingatkan, di masa depan,persaingan di pasar kerja sangat ketat. Bukan hanya bagi lulusan SMA atau SMK, bahkan lpersaingan di tingkat ulusan S1, S2, dan S3 juga sangat ketat.
“Kita perlu mempersiapkan skill dan kpmpetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja, “katanya.
Karena itu, gadis kelahiran 13 Januari 1993 ini mengajak para siswa dan siswi memperkuat niat dan kemauan untuk kuliah. Namun yang juga penting, mengenali dirinya sendiri, mengetahui minat dan kemampuannya sehingga tidak salah dalam memilih program studi serta punya kemauan dan strategi bagaimana menyelesaikan kuliah sebaik-baiknya dan seceoat-cepatnya.
Atasi rasa minder
“Hal itu tidak bisa dihindari, bahkan saya sampai saat ini masih rasa minder karena kondisi ekonomi keluarga saya, “katanya.
Untuk itu, belajar dari pengalamannya, lanjut Raeni, ia menutupi rasa mindernya dengan mencari tahu potensi dirinya dan memaksimalkannya.
Memperoleh bantuan Bidikmisi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Raeni. baginya, bantuan Bidikmisi merupakan amanah yang harus dipenuhi melalui prestasi dan performa yang sebaik-baiknya.
Baca juga : 5.133 Mahasiswa Siap Bantu Sosialisasikan KIP Kuliah 2023
“Saat kuliah,bila tidak tahu akan sesuatu atau kesulitan dalam materi kuliah, saya mencoba mencari tahu, entah itu meminta bantuan ke teman atau dosen dan mencari solusinya dengan keyakinan, pasti akan ada yang bisa membantu, “papar anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Juga belajar dari pengalamannya, sering berkomunikasi dengan para dosen meningkatkan rasa percaya diri Raeni dan menjadi pemicu bagi diri sendiri untuk lebih baik.