Puslapdik– Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, mengingatkan orang tua, kepala sekolah dan dinas pendidikan, bahwa batas akhir aktivasi rekening Simpanan Pelajar bagi siswa kelas akhir, yaitu kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA/SMK, yang terdaftar di SK Nominasi program Indonesia Pintar hingga akhir Juni.
Karena itu, AbdulKahar meminta para orang tua, kepala sekolah, dan dinas pendidikan memahami proses program Indonesia Pintar (PIP) Pendidikan Dasar dan Menengah dan PIP Pendidikan Tinggi atau KIP-Kuliah serta memperhatikan berbagai informasi terkait kedua program tersebut, misalnya waktu pengajuan PIP maupun pendaftaran KIP-K.
Abdul Kahar juga meminta operator sekolah maupun dinas pendidikan untuk memastikan pengisian Dapodik peserta didik telah benar. “Segera centang mereka yang layak PIP di Dapodik,” ujar Abdul Kahar dalam acara Sosialisasi dan Percepatan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tahun 2023 pada Rabu (10/5/2023) di Auditorium Universitas Garut, Jawa Barat.
Ditekankan Abdul Kahar, Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP)-Kuliah adalah program yang dirancang pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah. Selain itu, melalui program ini pemerintah juga diharapkan dapat menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikannya.
Karena itu, Abdul Kahar mendorong seluruh ekosistem pendidikan di Kabupaten Garut untuk berkolaborasi mempercepat dan memaksimalkan penyerapan dana PIP yang disediakan pemerintah. Ia juga mengingatkan, bahwa dana PIP diberikan kepada peserta didik dari keluarga miskin maupun rentan miskin untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Adapun bantuan tersebut berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah.
Abdul Kahar berharap agar semua pihak terkait bergotong royong mengawal agar implementasi PIP di lapangan berjalan dengan baik. Terutama dalam hal pengajuan PIP yang dapat ditempuh melalui jalur Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), usulan sekolah, dan jalur aspirasi. Ketiga jalur tersebut menurutnya menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mengawal keberhasilannya.
“Kita kawal usulan kita jangan sampai terhambat. Sebab sumber dana ini berasal dari anggaran negara yang harus dimaksimalkan penyerapan manfaatnya. Saya titipkan ini kepada pemda,” tegas Abdul Kahar.
Menurutnya,keberlanjutan penerimaan dana PIP bagi peserta didik dari jenjang pendidikan yang satu ke jenjang pendidikan berikutnya wajib dijaga bersama. “Kami prioritaskan peserta didik yang menerima KIP saat ini adalah mereka yang telah memiliki KIP pada jenjang sebelumnya dan memiliki rekening aktif,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, di hadapan perwakilan 16 SD, 15 SMP, 5 SMA, 5 SMK, 1 SLB, 1 PKBM se-Kabupaten Garut serta dinas pendidikan, menyampaikan komitmennya untuk membantu percepatan PIP dan KIP-K.
“Kami akan bantu melalui jalur aspirasi dengan tidak ada potongan sepeserpun. Syaratnya, calon penerima harus datang sendiri melakukan pengurusan dan tidak diwakilkan kepada siapapun. Pengajuan PIP sekolah negeri harus ditandatangani kepala sekolah dan komite. Sedangkan untuk sekolah swasta harus ditandatangani kepala sekolah, komite, dan ketua yayasan. Pengambilan SK harus diambil oleh kepala sekolah (tidak diwakilkan),” papar Ferdiansyah.
Meringankan biaya pendidikan
Kepala Sekolah SMPIT Al-Hawari, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, i Yangyang Budiman, .mengakui, PIP dapat membantu meringankan biaya pendidikan siswa yang berasal dari keluarga yang lemah secara ekonomi. “Kami senang dari tahun ke tahun ada peningkatan jumlah penerima PIP di sekolah kami. Tahun ini sekitar 60 peserta didik terbantu dengan PIP,” ujar kepala sekolah yang telah menjabat sejak tahun 2015.
Yangyang juga setuju dengan pernyataan Abdul Kahar mengenai pentingnya kolaborasi dalam menyukseskan implementasi kebijakan di daerah. “Untuk PIP ini saya bersyukur semakin banyak orang tua dan pihak terkait yang paham prosesnya sehingga sangat membantu dalam menjaga kelancaran pencairan. Semoga program ini ke depan semakin baik, transparan, dan tepat sasaran sehingga semakin banyak anak-anak miskin yang terbantu pendidikannya,” kata dia.
Afifah, siswa kelas 8 SMP IT Al-Hawar, mengungkapkan rasa bahagia karena kembali mendapat bantuan dari PIP setelah sebelumnya juga menerima PIP saat duduk di bangku SD. “Saya senang, sangat membantu, dananya bisa saya pakai untuk keperluan sekolah,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini sumringah.
Afifah yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses ini, ingin terus bersekolah hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Ia juga ingin membuat kedua orang tuanya yang berpenghasilan di bawah upah minimum regional (UMR) merasa bangga karena anaknya bisa mengenyam pendidikan yang layak untuk mendukung cita-cita Afifah kelak.
Tak berbeda jauh dengan Afifah, Raihan, siswa kelas 3 SD 1 Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, berterima kasih dengan adanya PIP. Anak kedua dari lima bersaudara ini rupanya sangat bersemangat untuk belajar namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya atas kondisi ekonomi keluarga. Ayahnya sehari-hari berdagang baju di pasar dan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
“Uang yang nanti saya terima mau saya gunakan untuk membeli seragam dan peralatan sekolah,” ucap anak yang menyukai pelajaran Matematika ini dengan polosnya.
Hal yang sama juga dirasakan Dini Nur Latifah, siswa kelas 8, SMPN 4 Tarogong Kidul. Ia begitu senang karena untuk pertama kalinya ia mendapat bantuan dari PIP. “Bapak/Ibu saya pekerjaannya hanya sebagai buruh, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Dengan adanya PIP ini sangat membantu saya meringankan beban orang tua,” ujar gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini.
Angka putus sekolah masinh tinggi
Rektor Universitas Garut (Uniga), Abdusy Syakur Amin, tak menampik bahwa angka putus sekolah di wilayahnya masih cukup tinggi dikarenakan masalah ekonomi. “Melalui acara ini saya harap menjadi momentum kita bersama dalam mengkoordinasikan langkah untuk mengatasi masalah pendidikan dan berkomitmen dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Garut,” harapnya.
Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Asep Wawan,berkomitmen mencari solusinya bersama dalam kelancaran PIP. Salah satunya adalah dengan percepatan penyaluran PIP. “Kami terus berkomitmen, dan terbukti dengan pencairan PIP di Kabupaten Garut yang relatif lancar. Kami akan terus mengawal agar makin banyak program inovatif yang bisa dilakukan bersama-sama untuk membangun dunia pendidikan,” pungkasnya.