Puslapdik– Bank Negara Indonesia (BNI) melakukan berbagai strategi agar penyaluran dana bantuan Pendidikan Program Indonesia Pintar (PIP) lancar. Artinya, para siswa yang terdaftar di SK Nominasi bisa segera melakukan aktivasi rekening sehingga masuk dalam SK Pemberian dan yang sudah terdaftar di SK Pemberian bisa segera melakukan pencairan dananya.
BNI merupakan salah satu bank milik pemerintah yang ditunjuk sebagai penyalur dana bantuan PIP selain BRI dan Bank Syariah Indonesia yang khusus untuk wilayah Propinsi Aceh.
Namun, dalam pelaksanaannya, banyak kendala dengan berbagai sebab. Salah satunya lokasi rumah dan sekolah siswa yang jauh di pelosok sehingga mengalami kesulitan transportasi untuk melakukan pencairan di kantor cabang BNI terdekat.
“Untuk siswa dengan kondisi tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni aktivasi dan pencairan dana bisa dilakukan secara kolektif oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk, “kata Bonny Famedian Herawan, Relationship ManagerBNI, saat Rapat Koordinasi PIP Pendidikan Menengah Region 2 di Bandung, beberapa waktu lalu.
Dalam pencairan kolektif itu, kepala sekolah atau guru yang dikuasakan bisa mengambil dana bantuan secara tunai untuk selanjutnya diserahkan pada siswa penerima PIP yang bersangkutan. “Dana yang diambil bisa seluruhnya sampai saldo di ATM atau buku tabungan nol atau bisa juga diambil sebagian sesuai kebutuhan, “lanjut Bonny.
Dana bantuan PIP sendiri, untuk jenjang SD/Madrasah Ibtidaiyah atau Paket A nilainya Rp450 ribu pertahun, jenjang SMP/Madrasah Tsanawiyah atau Paket B sejumlah Rp750 ribu pertahun, dan jenjang SMA/SMK/Madrasah Aliyah atau Paket C sejumlah Rp1 juta pertahun.
BNI juga, kata Bonny, melakukan BNI Goes To School secara berkala. Dalam program itu,BNI melakukan berbagai sosialisasi program tabungan, simpanan pelajar literasi keuangan, termasuk penyaluran dan pencairan PIP. Bila lokasi dan kondisi sekolah memungkinkan, BNI juga datang dengan membawa Mobil Layanan Gerak sehingga semua jenis transaksi bisa dilakukan oleh guru, siswa, orang tua siswa, atau masyarakat umum.
Sekolah belum tahu dapat PIP
Bonny mengakui, ada di daerah tertentu yang beberapa sekolahnya belum sama sekali melakukan pencairan PIP. Bahkan sekolah lainnya tidak mengetahui bahwa siswa-siswanya memperoleh bantuan PIP.
“Bila ada informasi seperti itu, kami melakukan sosialisasi dan memberi informasi berupa kunjungan ke sekolah dimaksud dan kalau kondisinya memungkinkan, kita ajak koperasi sekolah sebagai agen BNI,”papar Bonny.
Cara lain juga dilakukan BNI Bersama-sama dengan Puslapdik melakukan percepatan penyaluran PIP, yakni berkunjung ke daerah-daerah dan satuan pendidikan yang penyaluran PIPnya masih rendah.
Panjangnya antrian di BNI
Soal keluhan antrian di BNI yang panjang sehingga menyita waktu, Bonny menyarankan agar pihak sekolah berkoordinasi lebih dulu dengan kantor BNI terdekat untuk menyepakati jadwal kunjungan agar tidak antri terlalu lama.
“Kami juga telah melakukan beberapa upaya, seperti menyediakan customer service khusus untuk melayani pencairan PIP, menambah jumlah outlet BNI dan pegawainya, serta membuka weekend banking atau buka pada hari sabtu di beberapa kantor cabang utama, “jelas Bonny.
Kendala lain yang sering ditemui, kata Bonny adalah perbedaan persepsi antar kantor cabang BNI soal proses aktivasi. Untuk menyikapi hal itu, dikatakan Bonny, terus dilakukan sosialisasi oleh kantor pusat dan kantor cabang utama ke kantor cabang penyalur PIP.
“Kami juga punya media internal sendiri atau BNI Forum, ada juga grup WA internal serta grup WA eksternal yang didalamnya ada pihak BNI dan satuan Pendidikan, “lanjutnya.