Puslapdik– Upaya pencegahan tindak pidana korupsi harus dilakukan sedini mungkin melalui pendidikan. Namun,cara itu hanya bisa dilakukan dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan. Perubahan itu yakni, pendidikan jangan hanya terfokus pada upaya mencetak lulusan yang pintar secara akademi, namun berfokus pada upaya melahirkan orang-orang yang berintegritas.
Demikian intisari pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam acara bertajuk Peluncuran Strategi Nasional Pendidikan Antikorupsi yang disiarkan melalui Channel YouTube KPK RI, Selasa (7/12/2021).
Karena itulah, lanjut Nadiem, Kemendikbudristek meluncurkan apa yang disebut profil Pelajar Pancasila, yakni pelajar yang cerdas berkarakter.
“Seluruh arahan Merdeka Belajar dan transformasi kita lakukan mengarah pada satu tujuan yaitu profil pelajar Pancasila, di mana integritas dan akhlak mulia menjadi pilar utama,” ujarnya.
Dalam menuju profil Pelajar Pancasila tersebut, kata Nadiem, pelajar dari jenjang PAUD hingga menengah ke atas harus didorong bukan hanya untuk memahami saja, akan tetapi juga bisa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila melalui metode pembelajaran berbasis projek.
“Kalau tidak berbasis proyek, kalau bukan berbasis suatu portofolio pekerjaan di mana biar berkolaborasi dengan murid-murid lain. Integritas tidak akan mungkin bisa mendarah daging di dalam generasi penerus bangsa kita,” tuturnya.
Baca juga : Satuan Pendidikan Diimbau Tidak Meliburkan Peserta Didik Selama Natal dan Tahun Baru
Sementara di tingkat perguruan tinggi, Kemendikbudristek juga menggelar program Kampus Merdeka yang salah satu aksinya adalah melibatkan mahasiswa untuk tidak hanya kuliah di kampus, tapi ke luar dari lingkungan kampus guna belajar dari masyarakat.
“Dengan cara ini pelajar dan mahasiswa ini bisa memahami perannya sebagai generasi penerus bangsa. bukan hanya sebagai seorang yang menjadi sukses, ingin menjadi sukses tapi misi sosial untuk membangun Indonesia dengan integritas yang tinggi,” tegasnya.
Hal itu dilakukan, tegas Nadiem, mengingat bahwa strategi nasional pendidikan anti korupsi harus dilakukan dengan konsisten dan berkelanjutan.
Perlu gotong royong
Dikatakan juga oleh Nadiem, bahwa strategi pencegahan korupsi tersebut mesti dilakukan bergotong-royong oleh para stakeholders, baik di pemerintahan maupun di masyarakat.
“Strategi nasional pendidikan anti korupsi ini harus kita laksanakan secara gotong royong, secara kolaboratif. Tidak akan mungkin sukses jika tidak dengan gotong-royong untuk menjaga komitmen ini,” kata Nadiem.
Baca juga : Helena, Gadis Papua Penerima ADik yang Ingin menolong Sepenuh Hati
Jika hal itu berjalan baik, Nadiem meyakini dalam waktu dekat Indonesia akan tumbuh sebagai negara maju. Dengan catatan, masyarakat konsisten juga menjunjung tinggi nilai-nilai integritas.
“Marilah bersama-sama kita bergotong-royong melahirkan generasi pelajar Pancasila untuk Indonesia bebas korupsi dengan bergerak serentak mewujudkan Merdeka belajar,” kata Nadiem.
Peluncuran Strategi Nasional Pendidikan Antikorupsi tersebut dilakukan seiring dengan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang digelar setiap tanggal 9 Desember. Untuk tahun 2021 ini, Kampanye Hari Anti Korupsi Sedunia mengusung tema ” “Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi”