Puslapdik- Memiliki keterbatasan fisik, yakni tunanetra, tidak menjadi penghalang bagi Ervin Ramadhani Savitri untuk mengecap jenjang pendidikan tinggi. Lulusan SMA Negeri 6 Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini, tahun 2019 lalu berhasil lolos seleksi di Program Studi Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram dan memperoleh bantuan pendidikan dari pemerintah berupa KIP Kuliah.
Ervin bersyukur memperoleh KIP Kuliah sehingga berkesempatan menikmati bangku kuliah.
“ Luar biasa diberi kesempatan dan dipercaya dibiayai negara. Saat mendaftar dulu, persyaratannya tidak dipersulit, bahkan sangat dimudahkan sekali, “katanya saat diwawancara melalui telepon beberapa waktu lalu.
Dengan keterbatasan penglihatan itu, diakui Ervin, sempat mengalami kendala dalam perkuliahan di semester-semester awal. Kendalanya itu saat dosen menerangkan materi perkuliahan dengan menampilkan power point di layar. Sebagai tunanetra, tentunya Ervin tidak bisa melihat layar monitor sehingga kerap meminta bantuan teman di sebelahnya untuk membacakan apa yang tertulis di layer atau menjelaskan gambar.
“Kesulitan lain saat UTS, tentunya saya tidak bisa menulis seperti biasa. Solusinya, atas ijin dosen, saya minta dibacakan soalnya, terus saya jawab dengan tulisan braille, lantas dibantu oleh teman untuk kembali dituliskan dalam tulisan biasa. Jadi saya bacakan jawabannya dan teman menuliskannya, “kenang Ervin.
Namun, kendala itu kini sudah sedikit teratasi. Ada salah seorang dosen yang alumnus Sekolah Luar Biasa memahami kondisi dan kendala yang dihadapinya. Kini, saat menghadapi UTS atau UAS, Ervin diberi keringanan. Dalam hal ini, pihak kampus bekerjasama dengan SLB Negeri Pembina Mataram.
“Jadi soal dibuat dalam tulisan braille, lantas jawabannya saya ketik di laptop yang sudah dipasang screen reader dan setelah selesai ditranfer melalui flashdisk, “jelasnya.
Sedangkan saat mengerjakan tugas harian, soalnya atau bentuk penugasannya diberikan melalui flashdisk lantas dengan bantuan screen reader, Ervin menyelesaikan tugasnya. Saat di semester 5 lalu, IPKnya mencapai 3,7.
Ervin yang bercita-cita menjadi guru itu bersyukur pihak kampus memahami kondisinya dan bahkan memfasilitasi dalam beberapa kegiatan atau penugasan. Begitu juga dengan teman-teman di kampus yang memahami kondisinya itu.

Prestasi sebagai penyanyi
Ervin sebenarnya telah lama malang melintang sebagai penyanyi sejak tahun 2004 lalu. Tak hanya menyanyi, Ervin juga mahir mencipta puisi, mengaransemen musik, dan menulis beberaoa karya tulis. Tahun 2015 lalu, Ervin meraih prestasi sebagai Juara I Tingkat Nasional pada ajang Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLSSN) khusus Anak Berkebutuhan Khusus Tahun 2015 serta Juara I Nasional Solo Singer Berkebutuhan Khusus Tahun 2017. Ervin juga kerap tampil dalam berbagai event di Mataram serta NTB umumnya.
Luar biasanya, beberapa aransemen musik yang sudah dihasilkan Ervin kini bisa dinikmati melalui berbagai platform musik, antara lain Sporty, I Tune, Youtube, music.amazon, dan berbagai platform lainnya.
“Kalau di Sporty, saya bekerjasama dengan beberapa aranger lain, “katanya.