Puslapdik– Para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek di jenjang doktoral dan berlatarbelakang dosen diharapkan membuat disertasi yang tidak sekedar untuk meraih gelar doktor dan dimuat di jurnal internasional, namun juga bisa berdampak pada masyarakat, bangsa, dan negara.
“Harapan saya ini dilandasi keyakinan, bahwa para penerima beasiswa jenjang S3 ini merupakan bagian masyarakat pemberi solusi di bidang sosial, demokrasi, ilmu hukum dan ilmu-ilmu lainnya, apalagi di bidang sains dan teknologi, “ kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Prof. Ir.Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng, dalam kegiatan Pembekalan Persiapan Studi BPI Kemendikbudristek yang digelar secara daring, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Harapan itu, lanjut Nizam, dilandasi adanya tantangan yang dihadapi negara Indonesia saat ini, bonus demokrasi, dan adanya peluang Indonesia menjadi negara maju saat menjelang Indonesia Emas 2045 mendatang.
Menurut mantan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud ini, kunci untuk menghadapi tantangan itu adalah adanya sumber daya manusia yang unggul dan inovatif yang berdampak pada pembangunan ekonomi, sosial dan kesejahteraan. Salah satu sumber daya manusia yang unggul itu adalah dosen.
Baca juga :
- Pesan Nadiem Bagi Para Penerima BPI Kemendikbudristek
- Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Harus Kenal dan Paham Wawasan Kebangsaan
Nizam juga mengingatkan banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yakni di bidang pendidikan, pangan, transformasi sosial, dan sebagainya di tengah Revolusi 4.0. “ Ini tantangan bagi pengembangan ilmu untuk menjadi pemberi solusi. Ingat, indeks pembangunan kita masih rendah, begitu juga indeks daya saing kita. Ini tantangan bagi perguruan tinggi untuk melahirkan sumber daya manusia sebagai mata air di tengah revolusi industri, “papar guru besar Teknik Sipil dari Universitas Gajahmada (UGM) ini.
Disertasi yang relevan
Nizam berharap juga agar tema disertasi para penerima BPI Kemendikbudristek jenjang doktoral relevan dengan berbagai tantangan itu. Nizam meyakini, studi doktoral selama 3-4 tahun itu sangat produktif. Sebab, dalam studi doktoral itu, tiga tahun diantaranya merupakan waktu penuh untuk penelitian. Bila waktu tiga tahun itu ditekuni dengan sungguh-sungguh, kata Nizam, solusi akan ditemukan.
“Saya memohon pada teman-teman untuk menjadi paling produktif dengan menjadikan kesempatan terbaik membangun karya, ilmu dan pengetahuan dan bisa menjawab berbagai permasalahan bangsa, “kata Nizam yang pernah terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012 ini.
Nizam mengakui, dirinya bersyukur karena dalam lima tahun terakhir ini, secara kuantitas, produktifitas para dosen dalam melakukan penelitian dan terpublikasi di jurnal internasional terus meningkat. Berdasarkan data Scimago Journal rank, jumlah publikasi para dosen Indonesia di jurnal internasional sekitar 50 ribu publikasi per tahun, meninggalkan negara-negara ASEAN lain.
“Meningkat dua kali lipat. Sekarang ini tantangannya bagaimana meningkatkan kualitas publikasi. Saya berharap, penerima beasiswa jenjang doktoral ini berkontribusi dengan meningkatkan publikasi di Jurnal internasional dengan indeks yang lebih tinggi dan lebih terpenting, relevan dengan kebutuhan dan tantangan bangsa dan negara,” kata Nizam.