Puslapdik- Menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat memang harus bertawakal atau berserah diri pada Allah. Namun, masyarakat juga penting untuk melakukan ikhtiar sebelum berserah diri.
“Tidak ada tawakkal yang tidak didahului ikhtiar.” Demikian dikatakan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dalam acara Tahlil Nasional yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Agama pada Kamis, 27 Juli 2021 lalu.
Tahlil Nasional yang bertajuk “Doa untuk Syuhada” itu dijadikan sebagai momen silaturahmi sekaligus pengingat untuk masyarakat, bahwa Indonesia masih berada di situasi pandemi Covid-19.
Acara Tahlil Nasional yang diadakan melalui aplikasi virtual Zoom tersebut diikuti ribuan peserta dari beragam penjuru daerah di Indonesia. Pimpinan MPR dan DPR, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara dan jajaran Kementerian Agama, pusat serta daerah juga turut menghadiri acara ini.
Yaqut Cholil mengingatkan, berbagai kebijakan pemerintah terkait pengendalian Covid-19, termasuk kebijakan PPKM Level 3 dan Level 4 merupakan bentuk dari ikhtiar dalam mengurangi dan melawan penyebaran virus Covid-19. Maka dari itu, Menteri Agama mengingatkan dan turut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama saling mendukung dalam penanganan serta penanggulangan pandemi Covid-19 demi keselamatan bersama.
“Menjaga protokol kesehatan, vaksinasi yang diupayakan terus pemerintah merupakan bagian ikhtiar yang tidak bisa diabaikan.” tegasnya.
Beliau menyampaikan bahwa tokoh agama serta ormas keagamaan turut mendukung dalam rangka menjaga ketenangan masyarakat.
Yaqut Cholil juga mengajak seluruh umat beragama untuk tidak mempertentangkan rasa takut terhadap Tuhan dengan rasa takut kepada penyakit. “Sudut padang keagamaan kita mengajarkan, takut kepada Allah dan takut kepada bahaya penyakit, tidak perlu dipertentangkan. Tentu dalam bingkai keimanan dan kebebasan manusia dalam berikhtiar,” ucap Menteri Agama pada sambutan acara Tahlil Nasional tersebut.
Bukan Hanya Sebuah Angka Statistik
Yaqut Cholil mengatakan, jumlah pasien Covid-19 yang setiap hari diberitakan di media bukan hanya sekedar angka statistik saja namun terdapat jiwa dari orang – orang di sekitar kita.
“Semua elemen bangsa harus kompak, bersatu dan melakukan langkah yang saling dukung dan terpadu untuk menyelamatkan nyawa rakyat yang bukan hanya sekedar angka – angka statistik” tegasnya.
Sikap gotong royong serta ikhtiar dalam menanggulangi pandemi Covid-19 sangat diperlukan pada saat darurat seperti ini guna untuk mengurangi jumlah kematian serta jumlah pasien positif Covid-19. (Archie Amalia Zahra–penulis magang/ Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya)
Editor : Yanuar Jatnika