Puslapdik– Pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sudah lama tidak dimanfaatkan sepenuhnya oleh bangsa Indonesia. Salah satunya adalah bahwa pendidikan haruslah menuju arah lahirnya kebahagiaan batin serta juga keselamatan hidup. Esensi mendasar pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia.
“Mulai hari ini, pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia tersebut haruslah kita jiwai dan kita hidupkan kembali agar lekas tercipta pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati”.
Hal itu diungkapan Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2021 yang berlangsung di Komplek Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi, Minggu, 2 Mei 2021.
Upacara tersebut disiarkan secara virtual melalui zoom meeting dan live streaming di kanal YouTube Kemendikbud ri dan Tv Edukasi yang disaksikan ratusan guru, murid dan Kepala Sekolah berprestasi. Selain itu, juga dihadiri pemenang lomba sains serta siswa yang ikut Olimpiade Sains Internasional. Tema nasional Hardiknas 2021 yaitu “Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar.”
Menurut Nadiem, Hari Pendidikan Nasional2021 merupakan momen yang tepat untuk merefleksikan kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. Nadiem mengajak semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan nasional untuk membuka lembaran baru pendidikan Indonesia.
Menurutnya, lembaran baru pendidikan Indonesia berarti transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa, dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang.
“Saya ingin, anak-anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayatnya, dan pelajar yang mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Karenanya, kementerian ini secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan, salah satunya Merdeka Belajar,” tegas Nadiem.

Empat Upaya Perbaikan
Dikatakan Nadiem, pemerintah bersama berbagai elemen masyarakat terus melakukan perbaikan ekosistem pendidikan. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
“Sepuluh episode Merdeka Belajar telah diluncurkan dan akan masih banyak lagi terobosan Merdeka Belajar yang akan kita lakukan. Transformasi yang bermakna ini kami kerjakan agar segala sesuatu yang selama ini membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan-lompatan kemajuan,” paparnya.
Ditegaskan Nadiem, terobosan-terobosan Merdeka Belajar betul betul dapat menyasar seluruh masyarakat, mulai pendidik dan pelajar dari PAUD sampai pendidikan tinggi, orangtua, para wakil rakyat, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, hingga dunia usaha dan dunia industri, dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote.
Nadiem mengatakan, tahun 2021 ini merupakan tahun kedua peringatan Hari Pendidikan Nasional dilakukan di tengah suasana pandemi Covid-19. Masa-masa ini tidaklah mudah bagi para pendidik, pelajar, orang tua, serta semua masyarakat.
Namun, lanjutnya, krisis pandemi ini adalah ladang optimisme yang menunggu untuk dipanen.
“Saya sangat bersemangat, melihat masyarakat sadar bahwa kita harus terus bergerak maju dan melakukan berbagai lompatan kemajuan tanpa keraguan, tentunya dengan mengedepankan keselamatan dan kesehatan,” katanya.
Ditegaskan Nadiem, pandemi bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi. Masih membentang sederet tantangan lain yang akan dan harus dilalui Bersama oleh Bangsa Indonesia.
“Mari kita lalui segala tantangan dengan inovasi dan solusi. Mari kita ciptakan sejarah yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia. Tidak ada tantangan yang tidak dapat dihadapi bangsa yang besar ini jika kita bergotong-royong. Bahwa dengan bergotong royong, upaya kita untuk mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana. Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Saling memintarkan, saling menyayangi, dan saling memelihara, demi satu tujuan: SDM unggul, Indonesia maju,” ujarnya.