Puslapdik-Kamis, 28 Juli 2022 lalu merupakan salah satu hari yang membahagiakan bagi Harnanto. Pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) -Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Jawa Timur diwisuda sebagai Sarjana Magister (S2) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Program Studi PKn di Universitas Negeri Malang. Dalam kegiatan wisuda tersebut, Harnanto menjadi Wakil Pamuncak dari Program Magister karena memiliki IPK tertinggi, yakni 4.0 dan lulus tercepat, yakni dalam 3 semester.
“Alhamdulilah,saya bersyukur telah lulus S2 pada bidang studi yang saya idamkan. Saya berterima kasih pada Kemendikbudristek, terutama Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) yang telah memberi kepercayaan pada saya dengan pembiayaan berupa Beasiswa Unggulan (BU), “katanya saat berbincang-bincang dengan Tim Laman Puslapdik melalui telepon, Senin, 1 Agustus 2022.
Harnanto mengatakan, dirinya berambisi meraih S2 karena ingin meningkatkan kompetensinya sebagai staf fungsional menjadi widyaiswara. Ia berharap, setelah meraih gelar S2 itu, dirinya dapat menjadi Widyaiswara di instansinya yang tahun 2022 ini berubah menjadi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) JawaTimur.
“Saya ingin meningkatkan kompetensi guru-guru PKN dan IPS, “katanya pendek.
Baca juga :
- Syahrul Ramadan: Menerima Beasiswa Unggulan Harus Bertanggung Jawab
- Dengan Bidikmisi, Anak Sopir Truk itu Kini Jadi Staf Khusus Menteri
Menurut Harnanto, memperoleh BU membuatnya fokus kuliah tanpa terganggu kesibukan pekerjaan. Sebelum mendaftar BU, Harnanto sempat ingin mengajukan ijin belajar untuk kembali kuliah S2. Namun karena statusnya ijin belajar, Harnanto tetap harus melakoni pekerjaan. Resikonya, waktu, tenaga dan pikiran terbagi dua, antara pekerjaan dan kuliah. Namun melalui program Beasiswa Unggulan, Harnanto beroleh status Tugas Belajar sehingga diberi ijin untuk sementara meninggalkan pekerjaan dan fokus pada kuliah.
“Alhamdulillah, karena Tugas Belajar, saya jadi fokus pada kuliah sehingga bisa selesai lebih cepat, yakni 3 semester dari rencana 4 semester dan mendapat IPK tertinggi, “katanya yang di sela-sela perbincangannya sempat menitikan air mata karena terharu.
Tidak ada kendala
Bercerita mengenai pengalamannya sebagai mahasiswa S2 penerima BU, Hartanto mengaku, pencairan BU yang sebanyak 3 tahap sangat lancar dan membantu. Pencairan tahap pertama bisa mengcover pembiayaan selama satu tahun, lantas pencairan tahap kedua bisa untuk biaya penelitian dan ketiga untuk upload Ijasah.
“Waktu pencairan lancar dan bagus, tepat waktu, dan kalau ada kendala teknis, respons pihak Puslapdik cepat dan memuaskan, “kata ayah dari dua orang anak ini.
Ia juga mengapresiasi adanya family gathering bagi para penerima BU. Namun ia memberi masukan agar kedepan, dalam family gathering itu ada semacam pemberian motivasi bagi penerima BU agar lulus tepat waktu dan berprestasi.
Harnanto berharap agar program BU, terutama bagi pegawai Kemendikbudristek terus berjalan sebab berdampak pada peningkatan kompetensi pegawai.
Di akhir perbincangan, Harnanto menggambarkan sedikit situasi instansi tempat bekerjanya. Instansinya yang kini berubah nomenklaturnya menjadi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) merupakan penggabungan dari Balai Besar PAUD DIKMAS, PPPPTK PKn dan IPS, dan Balai pengembangan media televisi pendidikan kebudayaan (BPMTPK).
“Baru tahun 2022 ini dimerger dan saat ini masih dalam proses penyusunan DIPA, “katanya.