Puslapdik– Berbahagialah mahasiswa saat ini yang bisa merasakan program Kampus Merdeka. Melalui program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, tersebut, para mahasiswa yang berpartisipasi dalam Kampus Merdeka akan meningkat kompetensinya, baik soft skill maupun hardskillnya. Dampaknya, para mahasiswa akan siap dan kompetensi mereka akan relevan dengan perubahan jaman.
“Melalui berbagai program yang ada di Kampus Merdeka, para mahasiswa juga akan siap menjadi pemimpin masa depan yang unggul dan berkepribadian, “ kata Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, dalam gelaran Silaturahmi dan Diskusi dengan Penerima KIP Kuliah dan ADik di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh, 22 September 2022.
Dikatakan Abdul Kahar, Kampus Merdeka mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna saat memasuki dunia kerja.
“Melalui Kampus Merdeka,mahasiswa akan punya kesempatan luas untuk mengembangkan kreatifitas, kapabilitas, kemandirian, kemampuan interaksi sosial dan kolaborasi, serta kemampuan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan di lapangan secara riil, “ungkap Abdul Kahar yang saat itu didampingi Sub Koordinator KIP Kuliah Puslapdik, Muni Ika, .
Hal itu dapat dikuasai mahasiswa peserta Kampus Merdeka melalui beberapa program, seperti magang di industri, pertukaran mahasiswa, penelitian, mengajar, membangun desa, proyek kemanusiaan, kewirausahaan, dan studi atau proyek mandiri.
Baca juga : Mahasiwa Penerima KIP Kuliah Diminta Fokus Pada Studi
Program Kampus Merdeka, lanjut Abdul Kahar, merupakan antisipasi menghadapi dunia kerja masa depan yang akan jauh berbeda dengan saat ini.
Dikatakannya, mulai tahun 2030 akan ada sembilan pekerjaan yang hilang karena kemajuan teknologi digital dan robotisasi, seperti tenaga administrasi perkantoran, tenaga produksi manufactur non auto, construction dan extraction, jasa transportasi, tenaga jasa penyiapan makanan, jasa pengamanan, social media manager, sales, dan nelayan dan petani tradisional.
Selain itu, akan ada beberapa jenis pekerjaan yang juga terancam punah tergerus jaman, seperti telemarketer, kasir, teller dan sopir taksi.
Kepada sekitar 1000 mahasiswa penerima KIP Kuliah dan ADik, Abdul Kahar mengajak untuk menguasai beberapa keahlian yang dibutuhkan di masa depan, seperti analis data, intelegensi buatan, pengembang game dan perangkat lunak, analis big data, periset pasar, marketing digital, bioteknologi dan perancang konten digital.
Baca juga : Abdul Kahar : Raih Prestasi dan Masa Depan Melalui KIP Kuliah
Fakta-fakta KIP Kuliah
Abdul Kahar juga mengemukakan berbagai fakta mengenai KIP Kuliah, yakni :
- Jumlah mahasiswa penerima Bidikmisi yang dimulai sejak tahun 2010 sampai 2019 dan dilanjutkan program KIP Kuliah sejak tahun 2020 sampai 2021, mencapai 1.052. 445 orang mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia;
- Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa penerima KIP Kuliah sejak 2010-2019 rata-rata mencapai 3, 23;
- Tahun 2021, prosentasi mahasiswa penerima KIP Kuliah di program studi akreditasi A mencapai 23,8 persen, akreditasi B mencapai 58,2 persen, dan akreditasi C 18 persen;
- Tahun 2021, propinsi asal mahasiswa penerima KIP Kuliah tertinggi adalah Jawa Timur, yakni sebanyak 25. 559 orang atau 12,8 persen;
- Penghasilan terendah dari orang tua mahasiswa penerima KIP Kuliah adalah Rp 286 ribu perbulan dan penghasilan tertinggi Rp 1,7 juta perbulan.