Puslapdik- Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa selama masa pandemi Covid-19. Pada Selasa, 6 Juli 2021 lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian PPN/Bappenas serta perwakilan pemerintah daerah menggelar rapat Kelompok Kerja (Pokja) Tata Kelola Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Fase II. Dalam forum tersebut, peserta berkolaborasi membahas upaya memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan.
Inovasi sendiri merupakan program kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia. Kedua pemerintah berupaya memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah-sekolah yang ada di berbagai kabupaten di Indonesia, terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id.,dalam forum tersebut, pemerintah pusat dan pemerintah daerah membahas kesiapan sekolah dan madrasah untuk memulai pembelajaran di masa pandemi. Salah satunya adalah sarana dan prasarana pembelajaran jarak jauh (PJJ), serta penyiapan konten pendukung metode belajar terpadu.
Dalam forum itu, peserta mendengarkan solusi konkret yang telah dilakukan beberapa satuan pendidikan di kabupaten/kota dan 12 Organisasi Masyarakat (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sesuai konteks masing-masing daerah dan sekolah,
“Melalui kolaborasi bersama seperti ini, dengan berdasarkan bukti praktik di lapangan lewat paparan dan testimoni guru, kita bisa mendapat solusi konkret. Kita juga ingin mensinkronkan impelementasi kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas tahun ajaran 2021/2022 di 20 kabupaten/kota, “ kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang dan Perbukuan), Kemendikbudristek, Suhadi.

Baca juga :
- Cara Mudah dan Kecil Menghentikan Pandemi Covid-19
- Dukung PPKM Mikro Darurat, Kemendikbudristek Berlakukan 100 Persen BDR
Menurutnya, pelaksanaan forum tersebut merupakan tindak lanjut atas diterbitkannya Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pauddikdasmen di Masa Pandemi COVID-19 yang telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Menteri Agama pada 2 Juni lalu.
“Lewat forum ini, kita belajar dari pengalaman para guru serta kepala sekolah yang mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di masa pandemi setahun ini,” kata Suhadi.
Inisiatif dari dari daerah
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami, mengatakan, melalui forum tersebut terungkap, di beberapa daerah, ada beberapa guru, kepala sekolah dan madrasah yang mempunyai inisiatif bagus dan juga tentunya kebijakan inovatif yang patut disimak peserta lainnya.
Misalnya, Kepala SD Negeri 2 Batunyala Lombok Tengah, Ni Ketut Mayoni. Menurutnya, keberhasilan pembelajaran yang adaptif di sekolahnya di masa pandemi, tidak bergantung pada proses dan pencapaian, tapi bergantung pada tiga hal, yakni menjaga kesehatan dan kenyamanan warga sekolah sesuai prokes, mengejar ketertinggalan kecakapan dasar dalam hal literasi, numerasi dan karakter siswa, dan terus menjalin keterlibatan wali murid dan orang tua dalam membantu anak-anaknya, dan menjaga keaktifan, serta kemandirian belajar anak-anak.
Sedangkan Guru SD Negeri 8 Tanjung Palas Timur, Bulungan, Kalimantan Utara, Pranika Dian Dini, mengutarakan tantangan yang dialaminya sewaktu mengajar rombongan belajar yang belum pernah masuk sekolah sama sekali. Tantangan lainnya adalah saat dirinya harus merancang pembelajaran yang menjangkau semua siswa.
Lain lagi dengan pengalaman guru Madrasah Ibtidaiyah NW Kesik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Syifaiyah. Ia melihat peran orang tua yang sebelumnya biasa-biasa saja bahkan cenderung belum nampak dalam mendukung pembelajaran anak. Tetapi sejak pandemi, perhatian orang tua terhadap pendidikan anak jadi meningkat.