Puslapdik– Tahukah Anda, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menawarkan banyak peluang beasiswa. Peluang itu bisa dimanfaatkan peserta didik jenjang pendidikan menengah, mahasiswa, dosen, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Peluang itu tersedia di dalam dan luar negeri, mulai jenjang sarjana sampai doktoral dan beasiswa non gelar.
Selain kemendikbudristek, peluang beasiswa juga banyak ditawarkan instansi pemerintah lain dan juga swasta atau lembaga nonprofit di berbagai daerah.
Apapun dan siapapun yang menawarkan beasiswa tersebut, tujuannya secara umum sama, yakni meningkatkan kompetensi para pesertanya, menambah ilmu, pengetahuan dan wawasan yang ujungnya, mempermudah siapapun yang lulus dari program beasiswa tersebut untuk meningkatkan taraf hidupnya, martabatnya, dan kualitas intelektualnya.
Pertanyaannya, dari sekian banyak tawaran beasiswa yang ditawarkan tersebut, yang mana sebaiknya yang Anda pilih?
Abdul Kahar, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek memberikan beberapa tips yang dapat dipertimbangkan peminat beasiswa dalam menentukan pilihannya. Tips itu diberikan Abdul Kahar dalam kegiatan Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 secara daring, beberapa waktu lalu.
Tips yang diberikan Abdul Kahar itu yakni :
- Cari beasiswa sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Anda;
- Pelajari informasi setiap sponsorship, termasuk visi dan misi organisasinya;
- Semua beasiswa kompetitif sifatnya, untuk itu perbaiki terus menerus prestasi akademik dan non akademik (nilai, bahasa, prestasi non akademik);
- Cari mentor yang baik dan tepat untuk Anda;
- Masukkan lamaran lebih awal;
- Khusus untuk beasiswa ke luar negeri, baik jenjang S2 dan S3: Persiapkan diri minimal 1 tahun untuk berlatih membuat CV dan Essay/motivation letter, dan pelajari budaya, alam negara tujuan.

Baca juga :
- Andi Baso Husain : Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Harus Punya Kecerdasan Sosial
- Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Harus Siap Hadapi Perubahan
- 1.446 Orang Pemohon Beasiswa Pendidikan Indonesia Dinyatakan Lolos Seleksi
Dikatakan Abdul Kahar, saat memilih program studi, jangan hanya melihat nomenklaturnya saja, tapi pelajari sampai kurikulum yang ditawarkan dan profesor pengampunya.
“Cari profesor yang sesuai dengan rencana riset Anda, caranya banyak membaca karya dari profesor yang diincar,”katanya.
Mantan Direktur di LPDP tersebut mengungkapkan,sering kalu banyak calon peserta beasiswa yang mendaftar jika sudah mendekati penutupan pendaftaran.
“Hasilnya ya menumpuk di sistem dan sulit untuk masuk ke sistem pendaftarannya. Budaya seperti ini yang masih melekat pada pencari beasiswa,” jelas Kahar.
Padahal, katanya, kandidat penerima beasiswa juga harus paham bagaimana cara berkirim email yang baik kepada profesor. “Ini berlaku bagi kandidat doktoral. Mereka harus paham dengan calon profesornya. Paling tidak harus paham dengan jurnal profesor itu. Jadi nanti datang tidak dengan tangan kosong,” tandas Abdul Kahar.

Mempersiapkan mental
Sementara itu, dalam acara webinar “Program Bridging Course vokasi sebagai jembatan karier yang gemilang” minggu lalu, Abdul Kahar juga meminta para kandidat penerima beasiswa untuk mengetahui dan mamahami, bagaimana memantaskan diri dalam memperoleh beasiswa.
“Kesuksesan atau keberhasilan itu tidaklah dicapai dengan mudah, tapi membutuhkan waktu, perjuangan, pengorbanan, kerja keras, semangat dan konsistensi, ”tegasnya.
Untuk memantaskan diri, lanjut Abdul Kahar, ada beberapa hal yang harus dikerjakan secara terus menerus, berkesinambungan dan konsisten yang selanjutnya menjadi “Habit”atau kebiasaan atau budaya positif, diantaranya adalah:
- Memiliki komitmen;
- Tidak berhenti belajar;
- Bergaul dengan orang yang bertalenta; dan
- Terbuka dalam menerima masukan
“Tidak ada perlombaan yang semua pesertanya menjadi pemenang, karena pemenang itu adalah petarung terbaik. Pemenang adalah pribadi pilihan. Lakukan yang terbaik untuk meraih kesuksesan, “tanda Abdul Kahar.