Puslapdik- Transformasi pembiayaan pendidikan yang lebih berkeadilan sosial merupakan salah satu dari empat agenda prioritas G20 bidang pendidikan. Bentuk nyata pembiayaan pendidikan yang berkeadilan itu antara lain dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan perluasan cakupan berbagai jenis beasiswa melalui kerjasama Kemendikbudristek dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Pada pertemuan EdWG, negara-negara anggota G20 telah menyepakati komitmen untuk mendukung empat agenda prioritas Indonesia di bidang pendidikan yaitu Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19 sebagai solusi bersama untuk bangkit dari situasi pandemi.
Pada agenda prioritas kedua, yakni teknologi digital dalam pendidikan, program utama yang digelontorkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah program Merdeka Belajar.
“Kemendikbudristek melakukan banyak terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti platform Merdeka Mengajar. Tidak seperti pandangan umum yang fokus pada aplikasi belajar daring, platform yang dirancang Kemendikbudristek berfokus untuk memberdayakan dan mendukung kepala sekolah serta guru untuk mengoptimalkan potensi mereka,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutan pertemuan kedua Education Working Group (EdWG) beberapa waktu lalu.
Baca juga :
- Kurikulum Prototipe Mendukung Tujuan Education Working Grup G-20
- Transformasi LPDP Melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia Diapresiasi Positif
Selanjutnya, terkait agenda prioritas ketiga, yakni solidaritas dan kemitraan, program Organisasi Penggerak dan dana padanan (matching fund) merupakan transformasi pendanaan pendidikan tinggi yang mengedepankan kerja sama lintas sektor dalam peningkatan mutu pendidikan. Selain itu, juga ada platform SIPLah sebagai lokapasar yang membantu sekolah mendapatkan kebutuhannya secara efisien. Terakhir, terdapat platform Kedaireka yang menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Kemendikbudristek selalu berupaya untuk makin membuka keterlibatan berbagai organisasi dengan perguruan tinggi guna menghadirkan pendidikan yang lebih relevan dengan DUDI.
Prioritas ke empat, yakni masa depan dunia kerja pasca Covid-19, Kemendikbudristek juga menggelar Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dikatakan Nadiem, melalui MBKM, mahasiswa didorong untuk belajar di luar kelas dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.
“Indonesia melihat ke masa depan, kita melompat ke arah masa depan, dan kita tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan,” tegas Nadiem.
Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda, mengajak masyarakat untuk mendukung empat agenda prioritas G20 bidang pendidikan tersebut.
“Melalui kepemimpinan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mari kita jalankan apa yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo untuk menghasilkan langkah konkret dari presidensi Indonesia,” ujar Maudy Ayunda yang disampaikan secara daring melalui YouTube Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, beberapa waktu lalu.
Menurut artis peran dan penyanyi tersebut, semua pihak perlu mendukung keempat agenda prioritas G20 pada EdWG tersebut dengan harapan, dapat memberikan manfaat bagi Indonesia dan dunia melalui komitmen terhadap pendidikan yang berkualitas untuk semua.