Puslapdik– Ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia di dunia pendidikan. Pertama, setengah lebih dari lulusan SMA di Indonesia tidak melanjutkan kuliah, tapi langsung masuk ke dunia kerja ; Kedua, masih banyak lulusan S1 di Indonesia yang belum memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kesarjanaannya dan; Ketiga, masih sedikitnya lulusan sarjana yang terjun ke dunia kewirausahaan.
Karena itu, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bekerjasama dengan Kemendikbudristek dalam program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI)Kemendikbudristek. Kedua lembaga negara mengajak para dosen, guru dan calon kaum terdidik lainnya yang menerima beasiswa untuk menjadi lokomotif dan bertanggung jawab ikut memecahkan masalah bangsa.
“Hal ini terutama bagi penerima beasiswa di luar negeri, akan banyak dapat pengetahuan dan bisa ikut memecahkan masalah bangsa, “kata Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, dalam Pembekalan Persiapan Studi BPI Kemendikbudristek, di Tangerang, Senin, 4 Oktober 2021.
Karena itu, Dwi Larso menyambut baik gagasan Kemendikbudristek mengajak kerjasama LPDP pada tahun 2020 lalu dalam pengelolaan beasiswa. Dalam kerjasama itu, LPDP baru pertama kali mengelola beasiswa di jenjang S1. “Untuk jenjang S2 dan S3 dan guru, memang sudah dijalankan LPDP, namun dengan kerjasama ini dipoles dan diperkuat Kemendikbudristek, “ujar Dwi Larso.
Baca juga :
- Pesan Nadiem Bagi Para Penerima BPI Kemendikbudristek
- Dirjen Dikti: Disertasi Harus Menjawab Tantangan dan Memberi Solusi
- Syahrul Ramadan: Menerima Beasiswa Unggulan Harus Bertanggung Jawab
Dwi Larso kembali menegaskan tantangan yang dihadapi LPDP dan Kemendikbudristek dalam pemberian beasiswa ini. Tantangan itu antara lain memperkuat kualitas lulusan S1 dan pendidikan vokasi agar mudah memperoleh pekerjaan dan kedua, memperbanyak lulusan SMA agar mempunyai akses mendapat pendidikan lanjut dan mencipakan lapangan pekerjaan.
“Saya kira Kemendikbudristek sudah melakukannya melalui Program Kampus Merdeka, “katanya.
Selain itu, juga menyusun IKU atau Indeks Kinerja Utama perguruan tinggi yang salah satunya adalah meningkatkan relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Salah satu contohnya adalah mengajak praktisi untuk menjadi dosen dan mendorong program studi untuk melibatkan mitra dari industri, dunia usaha, atau dunia kerja dalam pengembangan dan pelaksanaan perkuliahan.