Puslapdik-Mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan (BU) dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) merupakan mahasiswa pilihan, hasil seleksi dari ribuan, bahkan puluhan ribu mahasiswa yang mendaftar BU.
“Sampai saat ini ada lebih dari 4000 mahasiswa penerima BU Kemendikbud yang aktif atau on going. Kalian, para penerima BU ini harus sadar, bahwa kalian itu bukan manusia biasa, tapi pilihan negara dan dibiayai negara. Negara menunggu karya dan pemikiran kalian. “
Hal itu disampaikan Abdul Kahar, Kepala Puslapdik, pada acara Annual Ghatering : Pembinaan dan Pembekalan Beasiswa Unggulan 2021, yang berlangsung di Bandung, 16 April kemarin.
Abdul Kahar melanjutkan, para mahasiswa penerima BU dipersiapkan sebagai sumber daya manusia unggul Indonesia. Untuk itu, mahasiswa penerima BU harus siap beradaptasi dengan perubahan kondisi global.
“Kita harus paham terjadinya perubahan teknologi, yakni bahwa disrupsi teknologi akan berdampak pada semua sektor, juga perubahan sosial yang ditandai perubahan demografi, sosia ekonomi dan populasi dunia, juga perubahan lingkungan yang ditandai habisnya bahan bakar fosil, perubahan iklim, dan sebagainya, “ ujarnya.
Para mahasiswa penerima BU juga diingatkan terjadinya revolusi industri 4.0 yang ditandai hilangnya Sekitar 35 persen jenis pekerjaan pada 2025 karena digantikan dengan teknologi otomatisasi yang efisien, murah, tingkat error sedikit, efektif, dan cepat. Namun, disamping itu, akan muncul sekitar 65 persen pekerjaan dan kompetensi baru yang berbasis teknologi informasi.
“Kita juga harus ingat, bahwa 14,2 juta pekerja terampil dan cakap akan bebas bermigrasi antar negara ASEAN. Ini ancaman sekaligus tantangan dan peluang bagi kita, “tegasnya.
Selain itu, pada tahun 2030, Indonesia mengestimasi kebutuhan 58 juta tambahan tenaga terampil.
Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, dibutuhkan generasi milenial atau generasi Z, yakni orang-orang yang terbiasa berada di lingkungan teknologi digital, pengguna media sosial aktif dan pembelajar cepat dan cerdas.
“Tepat waktu menyelesaikan kuliah dan belajar sungguh untuk mencapai prestasi harus jadi komitmen. Jangan jadi mahasiwa kutu buku saja, tapi harus mempunyai kemampuan multidisiplin, dan luas wawasan yang merupakan tuntutan pasar tenaga kerja di masa mendatang, “ jelas Abdul Kahar.
Subjek perubahan itu, kata mantan Direktur LPDP itu, adalah mahasiswa yang aktif saat ini. Menurut Abdul Kahar, mahasiswa saat ini harus cerdas, kreatif dan inovatif, sehingga bisa menangkap perubahan.
Salah satu upayanya, menurut Abdul Kahar, mahasiswa sekarang harus rajin berselancar di dunia maya untuk mencari referensi ilmu dan memperluas wawasan. Mahasiswa juga harus aktif dan punya inisiatif, tidak menunggu instruksi dosen atau guru.
“Jadilah pembelajar yang aktif, jangan alasan tidak punya buku, saat ini ebook banyak yang gratis. Budaya belajar harus berubah. Ini tantangan, sekaligus peluang berinovasi, “katanya.
Acara Annual Ghatering : Pembinaan dan Pembekalan Beasiswa Unggulan 2021 ini dihadiri secara langsung oleh sekitar 75 mahasiswa. Selain itu, juga diikuti puluhan mahasiswa lainnya secara virtual.
Pada acara yang bertema “Insan Cerdas dan Kompetitif“ tersebut, dihadirkan para pembicara, yakni Agung Widodo seorang motivator; Angga Friyanto, seorang ahli sistem jaringan teknologi informasi; Naila Novaranti, penerjung payung wanita; dan Wilda Mansur, pengusaha muda.
Menurut Koordinator Pokja Beasiswa Puslapdik, I Wayan Loster, Annual Ghatering diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait sistem pembelajaran secara online. Harapannya, mahasiswa penerima BU tetap semangat dan tepat waktu dalam penyelesaian kuliah karena dalam skema beasiswa tidak ada sistem perpanjangan waktu kuliah.
“Acara ini juga bertujuan memberikan pembekalan berupa motivasi dari orang-orang yang dinilai sukses dalam bidangnya, juga ajang silaturahmi yang selama ini dilakukan melalui media sosial, “kata Wayan.