Puslapdik– Universitas Samudra, Langsa, Propinsi Aceh, merasa surprise kedatangan Eduard A Kalasuat, orang tua dari salah seorang mahasiswa asal Papua yang menerima beasiswa Afirmasi Pendidikan (ADik) tahun 2022.
“Ternyata keadaan di Aceh sudah sangat aman, nyaman, dan tidak ada lagi gangguan keamanan, saya tidak lagi khawatir melepas anak saya untuk kuliah di Universitas Samudra, “kata Eduard yang kerap disebut Edo saat bertemu dengan Azizah dari Subbagian Kemahasiswaaan Universitas Samudra, 25 September kemarin.
Edo juga senang sebab di universitas tersebut sudah ada mahasiswa asal Merauke yang juga menerima beasiswa ADik tahun 2021 lalu dengan prestasi sangat memuaskan.
“Saya berjanji untuk mensosialisasikan Aceh dan Universitas Samudra ke Papua, “katanya.
Azizah mengatakan, Universitas Samudra baru tahun 2021 lalu menerima mahasiswa penerima ADik asal Papua. Ada dua orang mahasiswa penerima ADik yang berkuliah di Universitas Samudra tahun 2021 lalu.
“Alhamdulillah, salah seorang mahasiswa memperoleh IPK yang memuaskan, sedangkan satu orang lagi ada kendala, yakni pada semester pertama, orang tuanya meninggal dunia hingga harus pulang dulu ke Papua, dan lantas pada semester berikutnya, si mahasiswanya sakit, kabarnya baru semester sekarang akan kembali ke Papua, “kata Azizah saat dihubungi lewat saluran telepon pada 26 September 2022.
Tahun 2022 ini, kata Azizah, ada sebanyak 27 mahasiswa asal Papua penerima ADik yang berkuliah di Universitas Samudra.
Menurut Azizah, mahasiswa penerima ADik memperoleh pembinaan langsung oleh dosen pembimbing akademik di fakultasnya. “Kalau tahun 2022 ini, akan ada pembekalan, namun digabungkan dengan mahasiswa regular dalam bentuk pengenalan kampus, “ujarnya.
Baca juga : Helena, Gadis Papua Penerima ADik yang Ingin menolong Sepenuh Hati
Diakui Azizah, untuk tahun ajaran 2022/2023 ini perkuliahan belum dimulai. Namun, dari 27 mahasiswa penerima ADik tahun 2022ini, baru 20 orang yang sudah berada di Langsa, sedangkan yang tujuh mahasiswa lainnya belum datang.”Yang 7 orang ini mahasiswa penerima ADik tambahan, “katanya.
Azizah mengapresiasi Program ADik sebab membantu mahasiswa Papua agar punya wawasan luas dengan berkuliah di luar Papua. Mengamati mahasiswa penerima ADik tahun 2021 lalu, menurut Azizah, mahasiswa Papua tidak kesulitan beradaptasi dengan teman-temannya yang orang asli Aceh atau mahasiswa dari daerah lain.
Senang tinggal di Langsa
Gita Abekob, salah seorang mahasiswa penerima ADik tahun 2021 mengakui senang dan nyaman berkuliah di Universitas Samudra. Mahasiswi asal Boven Digoel, Papua Selatan, ini menjalani perkuliahan di Program Studi Pendidikan Biologi.
“Perkuliahan saya lancar, tidak ada kendala, semester 2 kemarin, saya memperoleh IPK 3,45, “ujarnya.
Gita berharap tahun-tahun berikutnya kian banyak anak Papua yang berkuliah di Aceh, utamanya di Universitas Samudra. Sebab,katanya, saat ini mahasiswa asal Papua di kampusnya masih sangat sedikit. Tahun 2021 lalu, teman satu Angkatan dengannya hanya satu orang di program studi ekonomi dan tahun ini sudah datang 19 orang yang menerima beasiswa ADik tahun 2022.
Sekedar informasi, beasiswa Afirmasi Pendidikan atau ADik yang diselenggarakan pemerintah sejak tahun 2012 ini menyasar pelajar di Papua, Papua Barat, daerah 3 T dan anak-anak TKI. Khusus untuk pelajar dari Papua dan Papua Barat, harus memilih perguruan tinggi yang berada di luar Papua dan Papua Barat. Sedangkan pelajar dari daerah 3 T dan anak TKI bisa mendaftar di perguruan tinggi di propinsinya, namun bisa juga mendaftar di perguruan tinggi di luar propinsinya.