Puslapdik– Beasiswa Pendidikan Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BPI Kemendikbudristek) 2022 telah dibuka sejak 11 April lalu sampai 30 Juni mendatang. Ada banyak beasiswa yang ditawarkan, baik jenjang S1, S2, maupun S3, dalam dan luar negeri.
Salah satu yang diberi peluang untuk meraih beasiswa adalah pelaku budaya. Jangan berpikir bahwa yang dimaksud pelaku budaya ini hanya seniman. Pelaku budaya disini adalah siapapun warga negara Indonesia yang punya komitmen, punya visi dan misi, dan punya cita-cita dalam mengembangkan seni dan budaya Indonesia.
“Tidak ada indikator khusus mengenai pelaku budaya ini, siapapun yang punya kepedulian, punya komitmen, visi dan dan misi tentang kebudayaan Indonesia. Termasuk dalam hal ini pendidik bidang kebudayaan, dan wartawan atau penulis yang kerap menulis mengenai kebudayaan. Nanti akan dinilai melalui esai yang dibuat dan hasil wawancara, “kata Yenny Lasmawati, Koordinator Layanan Perencanaan dan Penganggaran dari Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, dalam Webinar Sosialisasi BPI Kemendikbudristek, Rabu, 26 April 2022.
Untuk pelaku budaya ini, ditawarkan beasiswa jenjang S1 sampai S3. Namun untuk jenjang S1 hanya tersedia beasiswa di dalam negeri untuk Program Studi pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Untuk beasiswa ini juga ditentukan perguruan tinggi tujuannya, yakni Program Studi Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Universitas 17 Agustus, Semarang.
Sedangkan untuk jenjang S2 dan S3, kata Yenny, tersedia program beasiswa di dalam dan luar negeri bidang kesenian dengan Program Studi penciptaan, kekayaan intelektual, pengkajian seni, manajemen kesenian, dan perfilman. Selain itu juga bidang ilmu sosial, humaniora, dan sains, dengan program studi cagar budaya dan warisan budaya, kearsipan budaya, manajemen warisan budaya, musikologi, dan ilmu digital humanities serta new media.
“Untuk jenjang S2 dan S3 Bidang -bidang Ilmu Humaniora dan Sains, diharapkan bermuara pada penulisan Tesis mengenai Ekosistem Jalur Rempah dan Repatriasi Warisan Benda Budaya,”kata Yenny.
Baca juga :
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2022 Telah Dibuka, Banyak Peluang Bagi Guru dan Dosen
- Presiden Minta Mahasiswa Belajar di Luar Kampus
Khusus untuk jenjang S3 bidang ilmu sosial humaniora, ada tambahan kajian, yakni hak kajian masyarakat hukum adat dan kajian pengetahuan tradisional dan kekayaan intelektual.
“Untuk program studi penciptaan, saat mengajukan aplikasi beasiswa melampirkan karya cipta, baik berbentuk dummy maupun video,”kata Yenny.
Penentuan hasil seleksi, lanjut Yenny, selain kelengkapan dokumen pendaftaran, juga dilihat dari esai yang dibuat.
“Esai tersebut meliputi profil diri, peran apa yang akan dilakukan setelah selesai studi dan bagaimana mewujudkan peran tersebut, “kata Yenny.
Khusus untuk jenjang S2, lanjutnya, juga dinilai dari rencana studi yang berisikan alasan memilih prodi, rencana topik tesis atau disertasi, aktivitas non akademik yang akan dilakukan serta rencana studi sejak semester pertama sampai semester akhir.
“Untuk jenjang S3, juga harus dilampirkan proposal penelitian, “ungkap Yenny.
Tahun 2022 ini, tambah Yenny, ditargetkan penerima beasiswa jenjang S1 sebanyak 40 orang. Sedangkan S2 sebanyak 140 orang dan 35 orang untuk jenjang S3.
Tertarik? Pelajari lebih lanjut di SINI