Puslapdik- Sebanyak 17 siswa dan dua guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Non – Degree Program Peningkatan Kapabilitas SMK telah mulai program Project Based Learning (PjBL) dan Magang/Praktek Kerja Lapangan (PKL) Bersertifikat (Microcredential) di Medco Papua Group.
Sembilan belas peserta ini berasal dari Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan juga dari Papua sendiri.
Ke-17 siswa dan dua guru SMK ini merupakan bagian dari 163 siswa dan 71 guru SMK yang lolos seleksi tahun 2021 lalu. Mereka tersebar di 20 perusahaan mitra dunia usaha dunia industri.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Saryadi, menyatakan, bahwa program ini akan memperkuat pendidikan SMK dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki kompetensi berstandar dunia usaha dan dunia industri.
“Kami sangat berharap melalui program ini dapat menguatkan kolaborasi dan sinergi antara Pendidikan Vokasi dan Dunia Industri dalam mencetak tenaga kerja terampil dan berdaya saing global lulusan SMK,” ujar Saryadi seperti dikutip dari kemdikbud.go.id., Rabu (9/2).
Dikatakan Saryadi, tujuan utama program beasiswa itu adalah memberikan kesempatan kepada guru dan siswa SMK untuk meningkatkan dan memperbarui kompetensinya sesuai dengan kebutuhan serta teknologi terkini yang dimiliki industri.
“Melalui program magang, guru dan siswa tidak hanya mendapatkan hardskill namun juga softskill dan juga karakter budaya industri,” ujar Saryadi.
Baca juga :
- Para Penerima BPI Kemendikbudristek Dihimbau Aktif Berkomunikasi Dengan Puslapdik
- Perluasan Beasiswa LPDP: Guru Berpeluang Sekolah S2 dan S3
- Abdul Kahar Luncurkan Buku Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kemiskinan
Sementara itu, Direktur Medco Papua Group, Budi Basuki, mengungkapkan, program beasiswa itu luar biasa karena peserta tidak hanya berasal dari Merauke tapi juga siswa-siswi SMK dari seluruh penjuru Indonesia.
“Ini dapat menjadi ajang silaturahmi yang baik bagi para siswa,” ujar Basuki.
Salah satu peserta magang dari SMK 1 Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Nur Sarina tak pernah menyangka bisa menginjakkan kaki di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua untuk melaksanakan magang.
Gadis berusia 17 tahun ini, menceritakan bahwa ia sebelumnya tidak pernah bepergian jauh. Namun, berkat program ini ia merasa senang karena mendapatkan pengalaman baru di daerah paling timur di Indonesia. “Saya memang mengikuti program ini supaya bisa magang di luar Sei Menggaris, sekaligus mencari pengalaman baru,” kata Nur.
Proyek yang akan dikerjakan ke depannya adalah proyek nyata dari dunia usaha dan dunia industri. Nantinya, para peserta secara berkelompok bekerja sama melaksanakan proses produksi menggunakan teknologi sesuai perkembangan yang ada di industri selama dua bulan. “Saya berharap akan mendapat banyak pengalaman yang baik selama mengikuti program ini, supaya nanti bisa dipraktikkan saat kembali Kalimantan Utara,” ucap Nur.