Puslapdik– Apa makna Hari Pendidikan Nasional bagi Presiden Joko Widodo? Demikian pertanyaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo. Pertanyaan itu diberikan saat keduanya melakukan Podcast yang disiarkan di kanal Youtube Kemendikbud, pada 2 Mei kemarin.
Menjawa pertanyaan Nadiem tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan perlunya kita semua mengingat semangat Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.
“ Bahwa pendidikan itu haruslah memerdekaan manusia. Beliau menyampaikan itu dan kita harus ingat semua, “kata Presiden.
Mengutip pemikiran Ki Hajar, Presiden mengatakan, pendidikan harus memerdekakan kehidupan manusia dalam kata lain, kemerdekaanlah yang menjadi tujuan pendidikan.
“Jadi kita, dengan berbekal pendidikan, semua orang boleh menjadi apa saja. Ini penting digarisbawahi. Selain itu harus juga menghormati kemerdekaan orang lain, “tegasnya.
Lanjut Presiden, sistem pendidikan Indonesia haruslah memerdekakan manusia, membangun jiwa dan raga bangsa.
Usai memaparkan itu, Presiden balik bertanya pada Nadiem. “Saya ingin bertanya pada Mas Menteri, apa filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal ?”
Jawab Nadiem, tentunya filosofi merdeka belajar dan satu lagi yang dalam bahasa Jawa berbunyi “ ing ngarso sung tolodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani” yang artinya “di depan memberi teladan, di tengah membimbing dan di belakang dorongan. Esensinya, jiwa kepemimpinan dari pendidik itu luar biasa pentingnya.
“Konsep gotong royong yang sudah kita buahkan dalam profil Pelajar Pancasila itu sebenarnya arahnya menuju Merdeka Belajar, “ kata Nadiem.
Nadiem melanjutkan, bahwa filosofi “ing ngarso sung tolodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani” itu bisa kita gunakan analogi sekolah. Sekolah-sekolah di depan, yang sudah maju memimpin, jadi teladan; sekolah yang ditengah membimbing kelasnya melakukan transformasi dan sekolah yang masih dibelakang diberikan dorongan dan mereka harus meminta ke dinas pendidikan dan ke pemerintah untuk membantu mengupgradenya.
“Itu filsafat gotong royong dengan penguatan ekosistem. Itu penting, “tandas Nadiem