Puslapdik– Menjadi presiden pertama Indonesia, Soekarno dihadapkan pada tantangan berupa rendahnya kualitas sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan pemikiran seperti itu, sejak menjabat sebagai presiden pada tahun 1945 sampai tahun 1966, Soekarno melakukan berbagai gebrakan.
Selama kepemimpinannya, ia telah melakukan berbagai perubahan untuk Indonesia. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Soekarno menggulirkan sejumlah program beasiswa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Saat itu, beasiswa berupa bantuan negara lain.
Salah satu beasiswa yang digulirkan saat itu antara lain Beasiswa Ikatan Dinas yang mahasiswanya disebut Mahasiswa Ikatan Dinas atau Mahdi serta beasiswa Duta Ampera yang pesertanya calon pegawai negeri sipil. Program Beasiswa Ikatan Dinas dilakukan sejak 1960 sampai 1965 dengan mengirim ribuan pelajar ke negara Blok Timur seperti Rusia, Ceko, dan negara lainnya. Program beasiswa ini berakhir saat peralihan ke Orde Baru karena peristiwa G30 S PKI.
Beasiswa lainnya adalah beasiswa Pampasan Perang Dunia atau Baisyo Ryugakusei. Dana beasiswa ini berasal dari Pemerintah Jepang. Beasiswa ini diberikan pemerintah Jepang pada 1960-an. Ketika itu, mahasiswa Indonesia dikirim ke berbagai universitas yang berada di Jepang.
Ada juga beasiswa yang diberikan pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI sejak tahun 1952 hingga 1958. Beasiswa untuk mahasiswa ke Belanda ini merupakan bagian dari kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB). Beasiswa ini berakhir karena situasi politik yang memburuk antara RI dan Belanda akibat konflik Papua. Pemerintah lantas mengalihkannya melalui Beasiswa Ford Foundation dari USA. Tokoh Indonesia yang menerima beasiswa ini antara lain: Emil Salim, Ali Wardhana, JB Soemarlin, Dorodjatun Koentjoro Djati.
Baca juga : Sejarah Pemberian Beasiswa di Indonesia : Pemberian Beasiswa Jadi Alat Propaganda Jepang
Masa Orde baru
Dikutip dari permianjerman.wordpress.com., sejarah pemberian beasiswa ke luar negeri di masa pemerintahan orde baru tak lepas dari peranan almarhum Prof. Eng. BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Pemberian beasiswa yang diinisiasi oleh Habibie itu mulai berjalan tahun 1982-1996. Habibie berharap pemberian beasiswa itu untuk menyokong industri yang ada di Indonesia. Adapun Negara tujuan dari beasiswa ini adalah Jerman, USA, Perancis, Inggris, Belanda, Australia, Jepang, Kanada, dan Austria. Total sekitar 1500-an lulusan SMA terbaik yang dikirim ke Negara-negara tersebut untuk melanjutkan pendidikan S1.
Ada juga Beasiswa Supersemar yang didirikan oleh Presiden Soeharto guna membantu para mahasiswa yang tergolong kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Baca juga : Sejarah Pemberian Beasiswa di Indonesia : Masa Sebelum Kemerdekaan
Beasiswa Supersemar tersebut disalurkan melalui Yayasan Supersemar sejak tahun 1974. Hingga kini Yayasan Supersemar telah membantu jutaan penerima beasiswa dari semua kelas sekolah, mulai SD-SMP-SMA, Mahasiswa, para peneliti yang menjalani studi pascasarjana, guru, pelatih dan olahragawan berprestasi.
Masa reformasi
Sejak tahun 1996 sampai tahun 2013, semakin banyak jalur beasiswa terbuka untuk masyarakat baik dari pemerintah Indonesia maupun dari pemerintah negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan beasiswa melalui kementerian-kementeriannya antara lain beasiswa DIKTI, beasiswa IGSP yang merupakan kerjasama dengan pemerintah Jerman, beasiswa Kemenkominfo, beasiswa Olimpiade Sains Internasional, beasiswa Kemenag, beasiswa SPIRIT Bappenas dan Kemenkeu.
Sedangkan beasiswa yang ditawarkan dari pemerintah negara lain antara lain beasiswa DAAD dari Jerman, Erasmus Mundus dari Uni Eropa, beasiswa pemerintah Singapura, ADS/AAS dari Australia, Fullbright dari USA, Monbusho dari Jepang, Chevening dari Inggris, dan beasiswa pemerintah Turki.
LPDP
Mulai Tahun 2010 sampai sekarang, pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama berkoordinasi dalam menyediakan beasiswa untuk putra-putri terbaik bangsa. Beasiswa ini ditangani oleh lembaga yang dinamakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Adapun sumber dana dari beasiswa ini adalah sebagian dana dari alokasi dana fungsi pendidikan dalam APBN-P tersebut dijadikan sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola dengan mekanisme pengelolaan dana abadi (endowment fund).
Sejak tahun 2021, LPDP bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membentuk Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang dikelola Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek. Melalui BPI juga, Puslapdik bekerjasama dengan Pusat Prestasi Nasional menggelar program Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
Baca juga : Enam Fakta KIP Kuliah Merdeka Tahun 2021
Ada juga beasiswa dan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa meliputi beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi secara akademik. Namun beasiswa ini ditiadakan pada tahun 2020. Sedangkan bantuan biaya pendidikan mahasiswa diberikan melalui program Bidikmisi yang dimulai tahun 2010 dan lantas berubah namanya pada tahun 2020 menjadi Program Indonesia Pintar (PIP) Jenjang pendidikan tinggi atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang kurang mampu tetapi memiliki potensi akademik yang baik. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, pemerintah juga menggelar PIP Pendidikan Dasar dan Menengah.
Selain itu, terdapat juga bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa penyandang disabilitas, serta bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa yang kurang mampu dan terdampak pandemi Covid-19.
Beasiswa juga digelar beberapa kementerian lain berupa sekolah ikatan dinas, seperti Politeknik Keuangan Negeri-Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik, dan berbagai sekolah ikatan dinas lainnya.
Berbagai lembaga swadaya masyarakat, dan korporasi juga melaksanakan program beasiswa, seperti Dompet Dhuafa, Baznas, Tanoto Foundation, Sampoerna Foundation,Djarum Foundation, Beasiswa Orbit Ainun Habibie, dan sebagainya.