Puslapdik- Ratusan siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan lulusan perguruan tinggi, berminat pada Program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), Beasiswa Unggulan (BU), dan KIP Kuliah yang dikelola Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Hal itu terlihat pada pameran World Education Expo (WEE) Indonesia 2022 yang diadakan di lima kota yang diikuti Puslapdik bersama-sama dengan Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (BKHM). Ke lima kota itu yakni Yogyakarta pada 16 Maret, Jakarta pada 18 Maret, Bandung ( 19 Maret), Surabaya ( 20 Maret) dan Denpasar pada 22 Maret.
Gelaran WEE itu diselenggarakan oleh MSW Global. Selain stand Puslapdik-BKHM, pameran WEE tersebut diiikuti puluhan kampus, baik dalam dan luar negeri, baik dari Asia, Australia, Eropa dan Amerika Serikat. WEE juga dihadiri beberapa konsultan pendidikan luar negeri.
BKHM mencatat, di Yogyakarta, jumlah pengunjung ke stand Puslapdik-BKHM mencapai 35 orang dari sekitar 97 pengunjung pameran. Di Bandung, dari pengunjung pameran sebanyak 202 orang, yang mampir ke stand Puslapdik-BKHM mencapai 40 orang. Di Bandung itu, selain melayani pengunjung di stand, Puslapdik juga menggelar talkshow selama kurang lebih satu jam dengan narasumber Muni Ika dari Pokja KIP Kuliah Puslapdik dan Aji Kusumanto dari Pokja BPI.
Sementara di Jakarta, menurut Ade Prayogi, dari MSW Global, jumlah pengunjung pameran mencapai 1047 orang dan berdasarkan data yang dimiliki BKHM, stand Puslapdik-BKHM dikunjungi sekitar 42 orang. Di Jakarta juga, Pusladik menggelar talkshow dalam dua sesi yang masing-masing sesi berdurasi satu jam. Di Jakarta tersebut, talkshow dipandu oleh Ratna Prabandani dari Pokja BPI dan Arief dari Pokja KIP Kuliah
“Di Jakarta ini kan ruang pamerannya memang terbesar dari semua kota, yakni di JCC dan peserta pameran juga lebih banyak sehingga jumlah pengunjung lebih banyak juga, “kata Ade.
Diluar prediksi, jumlah pengunjung di pameran di Surabaya hanya 141 orang, namun jumlah pengunjung di stand Puslapdik-BKHM relatif stabil, yakni tercatat 33 orang. Jumlah itu tak jauh beda dengan pameran terakhir di Denpasar yang dikunjungi sekitar 84 orang dan stand Puslapdik-BKHM dikunjungi sekitar 32 orang.
Muncul berbagai pertanyaan
Putri dari Pokja KIP Kuliah mencatat, pengunjung ke stand Puslapdik-BKHM banyak menanyakan soal KIP Kuliah dengan pertanyaan antara lain peluang bagi mahasiswa aktif atau ongoing untuk mendapatkan KIP Kuliah. Ada juga pertanyaan mengenai kemungkinan mahasiswa penerima KIP Kuliah untuk pindah program studi dan tetap mendapatkan KIP Kuliah.
“Ada juga yang bertanya, kok saya ngga dapat KIP Kuliah padahal sudah daftar dan dijanjikan cair bantuannya, “kata Putri yang berkesempatan menjaga stand di Yogyakarta.
Lanjut Putri, beberapa mahasiswa juga menanyakan mengenai pendaftaran untuk program Beasiswa Unggulan serta peluang dapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri.
Haifa, dari Pokja BPI yang mengawal stand di Jakarta mengungkapkan, pertanyaan terkait BPI antara lain mengenai pembukaan BPI tahun 2022,persyaratan yang harus dipenuhi, serta program-program beasiswa yang akan diadakan tahun 2022 ini.
“Selain saya jawab langsung, saya juga mengarahkan mereka untuk secara aktif memantau media social dan laman yang dipunyai Puslapdik, “kata Haifa.
Sedangkan Gigisbela, juga dari Pokja BPI mengatakan, banyak mahasiswa dan dosen yang menanyakan perbedaan BPI dengan LPDP, serta persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa ikut BPI.
“Ada juga yang menanyakan mengenai tip dan trik agar bisa lolos beasiswa, serta peluang beasiswa untuk lulusan S1 yang bukan dosen, “ujar Gigis.
Novri, dari Pokja KIP Kuliah, juga mengatakan, banyak mahasiswa dari universitas Islam, seperti UIN, yang menanyakan peluang bagi mahasiswa UIN untuk dapat beasiswa dari Kemendikbud.
“Ya saya jelaskan, bahwa karena UIN itu berada dibawah naungan Kementerian agama, maka peluang beasiswa juga ada di kementerian agama, bukan di Kemendikbudristek, “ujar Novri.
Pertanyaan juga muncul sekitar beasiswa untuk guru SMA atau SMK dan juga dosen. Beberapa guru di Jakarta, dan Bandung menanyakan mengenai persyaratan untuk mendapatkan beasiswa.
“Katanya harus dapat persetujuan dari sekolah tempat kami mengajar, kalau sekolah kami tidak mengijinkan, apakah kami bisa daftar, “kata salah seorang guru SMK di Jakarta Selatan.
Lain lagi dengan pertanyaan seorang dosen di Bandung. “Saya ini kan dosen di peguruan tinggi akademik, namun prodinya vokasi, yang mana yang harus saya ikuti, perguruan tingginya yang akademi atau prodinya yang vokasi, “katanya.
Muhammad Dedad Bisaraguna Akastangga, mahasiswa penerima BPI tahun 2021 program S3 Ilmu Linguistik di Universitas Udayana, Bali, mengapresiasi kehadiran Puslapdik di pameran WWE tersebut.
“Saya mengajak para mahasiswa di Udayana untuk datang ke WWE ini, banyak info soal beasiswa yang diselenggarakan di Kemendikbudristek yang harus diketahui mahasiswa, “katanya.