Puslapdik– Wahai para orang tua yang kebetulan anaknya memperoleh bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2021, segeralah melakukan aktivasi rekeningnya agar dana bantuannya bisa segera dicairkan dan dimanfaatkan oleh anak-anaknya untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Untuk melakukan aktivasi rekening, ada tiga pilihan atau cara yang bisa dilakukan, pertama, dilakukan oleh siswa sendiri. Hal itu dilakukan bila siswa tersebut sudah punya KTP.
“Siswa datang sendiri ke BRI sebagai bank penyalur bantuan PIP dengan membawa surat keterangan kepala sekolah atau kepala Lembaga, “kata Andre Wiratama dari Divisi Hubungan Lembaga BRI Pusat dalam kegiatan kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Validasi data Program PIP di Tangerang, 22 Juni 2021.
Pilihan kedua, yakni siswa datang ke BRI dengan didampingi orang tua. Pilihan ini dilakukan jika siswa belum memiliki KTP. Orang tua dan siswa datang ke BRI dengan membawa surat keterangan kepala sekolah atau kepala lembaga, fotocopy KTP orang tua dan memperlihatkan KTP aslinya, serta menyerahkan fotocopi kartu keluarga atau surat keterangan dari RT setempat.
Sedangkan pilihan ketiga dilakukan bila siswa belum memiliki KTP dan karena kondisi tertentu tidak bisa didampigi orang tua sehingga harus didampingi kepala sekolah atau kepala lembaga atau guru yang dikuasakan.
“Pilihan ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah atau guru yang diberi kuasa dengan membawa surat keterangan kepala sekolah atau kepala lembaga, fotocopi KTP kepala sekolah atau guru yang diberi kuasa dan memperlihatkan KTP aslinya, dan bila guru yang diberi kuasa, membawa surat kuasa dari kepala sekolah atau kepala lembaga, “jelas Andre.
Baca juga :
- Kepala Sekolah Wajib Aktif Sukseskan Penyaluran PIP
- Sekolah dan Dinas Pendidikan Perlu Aktif Membuka Aplikasi SIPINTAR
Selain itu, aktivasi rekening dan pencairan dana juga bisa dilakukan secara kolektif. Pilihan ini umumnya dilakukan oleh sekolah berbasis pesantren atau sekolah berasrama yang siswanya tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah.
“Bila pilihan ini yang diambil, tentunya buku tabungan diserahkan kepada kepala sekolah atau kepala lembaga, aktivasi juga dilakukan kepala sekolah atau kepala lembaga, begitu juga dengan dananya saat pencairan, “kata Andre.
Saat aktivasi atau pencairan secara kolektif ini, dokumen yang harus dibawa yakni fotocopy KTP kepala sekolah atau kepala lembaga atau guru yang diberi kuasa dengan memperlihatkan aslinya, fotocopi SK pengangkatan sebagai kepala sekolah atau kepala lembaga atau guru, surat pertanggungjawaban mutlak dan surat keterangan aktivasi atau pencairan dari kepala sekolah atau kepala lembaga.
Jangan lupa, juga dilampiri seluruh data siswa, baik yang terdata di SK nominasi bila mau aktivasi maupun data siswa yang terdata di SK Pemberian saat pencairan.
Terkait kebijakan baru tahun 2021 dalam hal pencairan, lanjut Andre, saat siswa melakukan aktivasi, buku tabungan sudah diserahkan namun saldonya masih kosong atau nol. Saldo akan terisi bila siswa sudah aktivasi dan tercatat di SK Pemberian.
Menanggapi banyaknya keluhan dari siswa penerima PIP mengenai petugas bank penyalur yang tidak responsif dalam tahapan aktivasi rekening, menurut Andre, salah satunya disebabkan siswa menanyakannya pada teller. Dikatakannya, untuk aktivasi rekening itu tugasnya customer service sedangkan teller hanya bertugas dalam hal pencairan.
“Kalau siswa menghadap teller untuk aktivasi tentunya tidak akan ditanggapi karena aktivasi itu tugasnya customer service, “lanjutnya.
Namun diakui Andre, banyak terjadi permasalahan di BRI dalam hal penyaluran bantuan PIP ini. Penyebabnya, BRI mendapat tugas menyalurkan berbagai bantuan dari berbagai kementerian, misalnya, selain PIP, juga menyalurkan bantuan terkait sembako, UMKM, dan sebagainya.
Namun, dipastikan Andre, BRI pusat selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh bank cabang, dan bank pembantu dalam hal penyaluran bantuan PIP ini.
“Terus terang, kami lebih senang dilakukan secara kolektif, baik dalam hal aktivasi rekening maupun pencairan, lebih cepat prosesnya, dan tidak ada antrian Panjang, “ujarnya.